Cina dan Indonesia Antisipasi Persoalan Pangan, Dampak Cuaca Buruk
"Informasi tentang harga dan penawaran dan permintaan komoditas harus dirilis pada waktu yang tepat untuk menstabilkan ekspektasi masyarakat," tulis The Guardian sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari Jakarta, Jumat (5/11/2021).
Hal ini memicu beberapa kekhawatiran dan spekulasi, termasuk yang terkait dengan meningkatnya ketegangan dengan Taiwan. Tagar terkait dilihat lebih dari 18 juta kali.
"Begitu berita ini keluar, semua orang tua di dekat saya menjadi panik dan segera menyerbu supermarket," tulis seorang pengguna di Weibo.
Antisipasi persoalan pangan juga dilakukan di Indonesia. Pemerintah menyiapkan stok beras rakyat untuk 2 tahun ke depan.
Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo mengatakan, stok pangan ekstra rakyat harus disiapkan untuk selama dua tahun ke depan sebagai upaya menghadapi anomali cuaca yang sangat ekstrem. Hal itu Ia sampaikan dalam acara hibrid 'Pengembangan Hilirisasi dan Ekspor Pangan Lokal Tanipreneur Camp & Award 2021', Kamis (4/11/2021).
"Baru cuaca panas, tiba-tiba hujan. Begitu hujan, langsung banjir," ungkap Menteri Yasin Limpo dikutip GoNEWS.co dari antaranews.com.
Gejala yang berpotensi menyebabkan banjir dan mengancam ketahanan pangan atau disebut sebagai La Nina, diprediksi berlangsung hingga Februari 2022 yang kemudian akan dilanjutkan dengan kemarau panjang.
Dikatakan, hingga saat ini Kementerian Pertanian memiliki di atas 10 juta ton beras yang akan disiapkan menjadi stok makanan untuk dua tahun ke depan sehingga tidak terjadi masalah akibat efek dari persoalan cuaca tersebut.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Ekonomi, Nasional, Internasional, DKI Jakarta |