Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
18 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
4
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
21 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
5
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
18 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Meski PPKM Dibatalkan, Prokes Harus Tetap Dijalankan

Meski PPKM Dibatalkan, Prokes Harus Tetap Dijalankan
Ilustrasi kartun prokes. (foto; Istimewa)
Minggu, 12 Desember 2021 14:55 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

PROTOKOL kesehatan (prokes) harus tetap dijalankan sebagai bagian dari partisipasi aktif dalam pengendalian pandemi sekaligus mencegah penularan Covid-19. Untuk itu, masyarakat diharapkan agar tetap waspada dan tidak lengah di tengah penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Demikian sekilas imbauan yang disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate baru-baru ini. Menurut Johnny disiplin menjaga jarak menjadi tantangan yang cukup berat. Mengingat sebagian aktivitas masyarakat mulai dibuka dan dilonggarkan.

"Dalam menyikapi kondisi tersebut, disiplin prokes menjadi kunci utama dalam mencegah terjadinya kenaikan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di setiap daerah," ujarnya.

Menurut Johnny sampai dengan saat ini Satgas Covid-19 terus mengontrol dan mengawasi pemberlakukan PPKM di berbagai daerah. Pemerintah juga terus mengevaluasi penerapan PPKM berlevel setiap pekan. Selain itu, dia mengatakan pihaknya turut memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak guna mencegah terjadi kenaikan kasus Covid-19. "Seperti kepatuhan memakai masker di masyarakat hingga rutinitas mencuci tangan sesering mungkin," katanya.

Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat mematuhi aturan dan kebijakan dari pemerintah. Hal ini untuk membantu upaya pemerintah dalam mempertahankan kasus serendah mungkin dalam waktu yang lama dengan penurunan kasus secara konsisten. Oleh karena itu, pelonggaran aktivitas masyarakat harus dibarengi dengan pengendalian Covid-19 yang ketat. "Mari kita mulai dari diri kita sendiri, dan tegur orang yang tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, mari kita antar orang tua kita atau kerabat kita yang sudah lansia ataupun anak kita yang masih remaja untuk segera vaksinasi. Dengan protokol kesehatan yang baik, niscaya level asesmen PPKM juga akan membaik dan aktivitas masyarakat akan lebih lancar," tandasnya.

Guna melanjutkan tren positif penanganan Covid-19 di Indonesia, pemerintah kata Dia, tidak akan henti-hentinya mengajak masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Kedisiplinan dan kesadaran ini jadi satu faktor penentu menahan laju penularan wabah.

Disiplin Prokes oleh masyarakat dikatakannya sangatlah penting. Belajar dari negara-negara lain, seringkali terdapat lonjakan kasus ketika penerapannya dilonggarkan. "Sementara, mutasi virus baru muncul ketika terjadi lonjakan kasus. Varian baru virus ini berpotensi mengganggu efektifitas vaksin. Karena itu, kita harus berupaya agar lonjakan kasus tidak terjadi, dengan cara mempertahankan protokol kesehatan," katanya.

Sejalan dengan itu, Presiden Joko Widodo sendiri telah mengumumkan bahwa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 jelang libur natal dan tahun baru. Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko memastikan tetap ada aturan yang diberlakukan untuk mencegah melonjaknya kasus Covid-19.

"PPKM level 3 dibatalkan. Di balik itu juga ada persyaratan bepergian harus gunakan PCR atau antigen, perkumpulan dibatasi hanya 50 orang, tidak ada hiburan dengan penonton, olahraga juga tidak ada penontonnya, banyak pembatasan," terang Moeldoko, Selasa (7/12/2021).

Secara umum, kata Moeldoko, penanganan pandemi Covid-19 telah menunjukkan perkembangan yang baik. Salah satunya tentu berkat kerja sama pemerintah dan masyarakat dalam penerapan beberapa penyesuaian. Maka itu penerapan Prokes secara disiplin pada semua sektor, menjadi perhatian pemerintah. Tak ketinggalan, kolaborasi untuk memperkuat upaya testing, tracing, treatment (3T) serta tentunya percepatan vaksinasi.

Berbagai negara di dunia, melalui otoritas berwenang maupun ahli-ahli di bidangnya berpendapat jika virus Covid-19 ini akan hidup berdampingan dengan manusia dan tidak akan hilang sepenuhnya hingga masuk ke fase endemik.

Untuk itu, kata Moeldoko, kewaspadaan tetap dibutuhkan, khususnya penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak harus menjadi kebiasaan baru. Hal ini akan menyeimbangkan upaya perlindungan kesehatan dengan pembukaan kegiatan masyarakat. "Kita berharap, masyarakat tidak sekadar patuh, melainkan sadar bahwa protokol kesehatan itu perlu. Saat ini tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya protokol kesehatan mencapai 60%," tegasnya.

Untuk diketahui, perubahan perilaku masyarakat sangat signifikan dalam pengendalian pandemi. Untuk memonitor perubahan perilaku masyarakat, Satgas Covid-19 merangkul lebih dari 115 ribu Duta Perubahan Perilaku di seluruh Indonesia. Bersama TNI dan Polri, para Duta Perubahan Perilaku melakukan evaluasi dan melaporkan kondisi di lapangan kepada Satgas Covid-19.

Salah satu Duta Perubahan Perilaku adalah dr. Grace Hananta, C.Ht yang juga menjabat sebagai Campaign Director Gerakan Pakai Masker (GPM). Gerakan ini bertujuan membantu pemerintah dalam memotivasi masyarakat, untuk selalu memakai masker dan menyempurnakannya dengan protokol kesehatan lainnya, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak.

Dalam upaya edukasi menggunakan masker ini, dr. Grace juga menekankan pentingnya melakukan ajakan dengan cara yang nyaman dan menyenangkan, khususnya kepada generasi muda. "Kita harus tunjukkan seberapa hebat kita bisa terus sadar mengenakan masker. Inti ajakan dari GPM adalah pokoknya pakai masker dulu. Masker apapun jenisnya. Kita harus sadar, bahwa sekarang mengenakan masker itu seperti halnya kita mengenakan baju," ujar dr. Grace.

Sementara itu, pelaku seni, Jeremy Teti menambahkan bahwa saat ini masker berkembang menjadi salah satu item fashion. "Jadi tidak perlu merasa penampilan kita berkurang, karena mengenakan masker. Masker justru bisa meningkatkan fashion. Dengan masker, kita punya penampilan yang sehat, penampilan yang prokes," katanya.

Jeremy juga mengingatkan pentingnya mengenakan masker secara benar, khususnya bagi orang dengan mobilitas tinggi. Selain masker, lanjutnya, membersihkan diri juga mutlak dilakukan sebelum memasuki rumah untuk perlindungan keluarga.

"Public figure punya tanggung jawab moral menjadi role model (tokoh panutan) orang-orang sekitarnya. Kita harus mencontohkan protokol kesehatan yang benar. Selain itu, memotivasi dan meyakinkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin," ujar Jeremy.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/