Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Longsor di Lembah Anai Sumbar, Jalur Padang - Bukittinggi Putus
Peristiwa
20 jam yang lalu
Longsor di Lembah Anai Sumbar, Jalur Padang - Bukittinggi Putus
2
Banjir Bandang Terjang Agam Sumbar, 15 Orang Meninggal
Peristiwa
20 jam yang lalu
Banjir Bandang Terjang Agam Sumbar, 15 Orang Meninggal
3
8 dari 12 Jenazah Korban Banjir Bandang Sumbar di RSAM Bukittinggi Teridentifikasi, Berikut Datanya
Sumatera Barat
19 jam yang lalu
8 dari 12 Jenazah Korban Banjir Bandang Sumbar di RSAM Bukittinggi Teridentifikasi, Berikut Datanya
4
PLN UID Jakarta Raya Terus Tumbuhkan Budaya K3
Umum
11 jam yang lalu
PLN UID Jakarta Raya Terus Tumbuhkan Budaya K3
5
Zayn Malik Menyesal, Kurang Menghargai Momen Indah Bersama One Direction
Umum
10 jam yang lalu
Zayn Malik Menyesal, Kurang Menghargai Momen Indah Bersama One Direction
6
Halal Bihalal, IKMKB Jakarta Beri Santunan Anak Yatim Piatu 
Peristiwa
11 jam yang lalu
Halal Bihalal, IKMKB Jakarta Beri Santunan Anak Yatim Piatu 
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Heboh Awan Merah dan Petir di Gunung Welirang, BMKG Sebut Bukan Erupsi

Heboh Awan Merah dan Petir di Gunung Welirang, BMKG Sebut Bukan Erupsi
Ilustrasi petir dan awan panas. (foto; Kompas)
Selasa, 14 Desember 2021 04:00 WIB

MALANG - Masyarakat di sekitar Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), digegerkan penampakan awan berwarna merah dan kilat yang menyambar di sekitar puncak Gunung Welirang.

Kejadian itu dilaporkan berlangsung sekitar pukul 18.00 WIB, Senin (13/12). Fenomena tersebut membuat warga heboh. Mereka pun khawatir gunung tersebut mengalami erupsi. "Seperti awan warnanya merah, terus terlihat juga kilat menyala-nyala, dari atas Welirang," kata Febri Arissandi, seorang mahasiswa pascasarjana di Batu, seperti dilansir GoNews.co dari CNNIndonesia.com.

Gunung Welirang berstatus aktif dengan ketinggian 3.156 mdpl yang secara administratif terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stamet Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan dari hasil pantauan pihaknya di wilayah Malang, Mojokerto, dan sekitarnya, fenomena tersebut adalah hal biasa dan bukan sebuah erupsi. "Fenomena awan yang terlihat berwarna merah, merupakan hal yang biasa terjadi. Hal tersebut merupakan salah satu contoh fenomena optik atmosfer," ujarnya.

Teguh menjelaskan warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan. "Semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka semakin rendah pula cahaya merah yang dicapai," ujarnya.

Fenomena langit kemerahan ini biasanya memang terjadi pada sore menjelang malam hari. Berdasarkan radar BMKG Juanda terpantau banyak pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi.

"Awan cumulonimbus adalah satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan petir. Sambaran kilat dari awan ini menambah cahaya kemerahan dari langit tersebut," katanya.

Teguh berharap agar masyarakat tidak panik. Ia meminta tetap selalu memantau serta mencari informasi yang valid sehingga terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Peristiwa, Jawa Timur
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/