Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
2
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
22 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
3
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
22 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
4
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
22 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
5
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
20 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
6
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
3 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
Home  /  Berita  /  Politik

Refly Harun Ungkap PT 20% Itu Kerjaan PDIP dan Golkar untuk Hadang SBY Maju Pemilu 2009

Refly Harun Ungkap PT 20% Itu Kerjaan PDIP dan Golkar untuk Hadang SBY Maju Pemilu 2009
Ilustrasi Kampanye SBY. (Foto: istimewa)
Minggu, 19 Desember 2021 16:54 WIB
JAKARTA -  Refly Harun menyoroti perihal asal usul Presidential Threshold (PT) 20%. Oleh Karena itu, dalam sebuah tayang YouTubenya Pakar hukum tata negara Refly Harun meluruskan soal PT 20% pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada video itu Refly menjelaskan asal mula PT 20% adalah kerjaan PDIP dan Golkar saat itu. Gunanya untuk menghadang SBY maju kembali mencalonkan diri sebagai calon Presiden diperiode kedua tahun 2009.

"Sejarah Threshold itu awalnya untuk menghadang namanya SBY, karena kita tahu bahwa SBY pada tahun 2004 hanya memperoleh 7% kursi Demokrat," ujar Refly Harun.

'Tapi dia (SBY) memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden pada tahun 2004 yang pemilihannya terpisah," lanjutnya.

Dengan gamblang Refly menyebut bahwa PDIP dan Golkarlah saat itu yang terlibat untuk menaikin PT 20%.

Agar menghadang laju SBY agar tidak mencalonkan diri sebagai presiden dan wapres pada pemilu 2009 untuk periode kedua.

"Maksudnya adalah waktu itu PDIP dan Golkar mau menghadang agar SBY tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden karena mereka yakin mereka akan tetap menjadi partai besar dan Demokrat barangkali bukan partai yang besar," ungkap Refly Harun.

Namun usaha tersebut gagal karena Demokrat tetap bisa majukan SBY pada tahun 2009 dan memenangkan pemilu.

"Ternyata Demokrat memenangkan Pilpres. Itu sejarahnya kenapa 20%," ulas Refly Harun.

Sehingga Refly berpandangan dari awal PT 20% memang tidak demokratik, karena digunakan untuk menghadang lawan politik. "Jadi sejarahnya memang sejarah yang tidak demokratik. Sejarang yang berusaha menghadang lawan-lawan politik dengan cara yang menurut saya tidak jentel," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/