Home  /  Berita  /  Politik

Bela Airlangga, Wasekjen Golkar Minta Mekeng Jangan Asal Teriak

Bela Airlangga, Wasekjen Golkar Minta Mekeng Jangan Asal Teriak
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partal Golkar Melchias Marcus Mekeng. (foto; istimewa)
Rabu, 19 Januari 2022 00:00 WIB

JAKARTA - Kritik dan saran Wakil Ketua Umum (Waketum) Partal Golkar Melchias Marcus Mekeng kepada Ketua Umum, banyak ditanggapi oleh kader-kader di partai berlambang beringin itu. Isu Airlangga Hartarto marah dan akan melakukan tindakan tegas terhadap pengurus yang dianggap tak solid pun menguak.

Apalagi ada pernyataan Mekeng yang meminta agar Airlangga Hartarto mau mendengarkan kritik dari kader-kader yang tergabung di Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG). Merespons hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Samsul Hidayat mengatakan, dirinya tak ingin masuk terlalu jauh pada iru sanksi dan pemecatan Mekeng. Apalagi belum ditemukan pelanggaran berat.

"Kita tidak bisa memaksa kader untuk berpersepsi yang sama, ya dalam sebuah partai politik pasti ada. Tidak mungkin bulat. Tapi saya ingatkan ke Pak Mekeng, ayo verja perjuangan Airlangga, bukan sekedar mengeluarkan setment di media," ujar Samsul.

"Jadi kalau seorang kader itu kan tentu harus tahu posisi partai. Tapi ya jangan dibuka ke media, itu sama saja Pak Mekeng sedang memperburuk Partai Golkar dengan menyuguhkannya ke publik," ujar Samsul.

Harusnya, kata Samsul kalau ada kritik dan masukan kan ada salurannya di partai, bisa melalui Ketua Dewan Pakar, ada Ketua Dewan Pembina, ada Ketua Dewan Kehormatan, atau ada produk yang tidak puas ada Mahkamah Partai. "Ini salurannya sudah disiapkan, jadi bukan teriak-teriak di media," ujas Samsul.

Sebab, kalau teriak-teriak di media, maka kekederan-nya Pak Mekeng perlu dipertanyakan, karena telah membuka masalah internal part yang belum tentu benar kepada publik. “Ini kan seolah-olah bahwa Golkar enggak bekerja,” ujarnya.

Samsul berujar, masih ada waktu untuk meningkatkan elektabilitas Airlangga Hartarto untuk menjadi capres di 2024 mendatang. Sehingga saat ini kader-kader Partai Golkar juga sedang berujang menaikkan elektabilitas Airlangga Hartarto.

"Jadi elektabilitas Pak Airlangga ini bukanlah kiamat buat Golkar, justru dengan ada yang mengkritisi elektabikitasnya ya kalau menurut saya hari ini Partai Golkar dalam keadaan solid dan sedang bekerja. Kita lihat hasilnya satu tahun atau dua tahuk ke depan, apa hasilnya. Masih panjang ini perjalanan,” katanya.

Namun demikian, Samsul mengajak kepada Mekeng untuk bisa bersama-sama dengan kader Partai Golkar untuk juga bisa bekerja keras meningkatkan elektabilitas Airlangga Hartarto. "Nah saya sebagai adik kepada Pak Mekeng ya terima kasih atas masukannya. Nah sekarang saya sebagai adik mengajak yuk kita solid memperjuangkan elektabilitas Pak Airlangga dua tahun ke depan," ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng memberikan kritikan kepada Airlangga Hartarto lantaran elektabilitasnya dikalahkan oleh kadernya sendiri Dedi Mulyadi merujuk pada temuan dari lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya terkait dengan capres.

Hasil survei tersebut menempati yang urutan pertama adalah nama Joko Widodo (Jokowi) dengan persentase 20,8 persen. Namun yang menarik ada nama kader Partai Golkar Dedi Mulyadi yang dipilih responden. Dia menempati urutan ke-9 dengan persentase 1.0 persen. Sementara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berada diposisi ke-29 dengan persentase dipilih responden sebesar 0,1 persen.

Mekeng berpesan kepada ketua umumnya Airlangga Hartarto dan juga tokoh-tokoh lainnya untuk bisa berbenah diri menaikkan elektabilitasnya. "Jadi orang-orang di bawahnya Dedi enggak boleh kebakaran jenggot karena ini realita dan saya yakin Burhanuddin Muhtadi tidak bisa dibayar dengan model-model begitu. Kalau ada yang ingin jadi pemimpin dan masih di bawah (elektabilitasnya-Red) ya berubahlah gayanya, supaya bisa menguber menjadi yang di atas. Semuanya termasuk Pak Airlangga, karena ini fakta,” tambahnya.

Mekeng juga berharap agar ketua umumnya Airlangga Hartarto lebih bisa turun menyapa masyarakat. Karena dengan begitu masyarakat akan mengetahui dan simpati. Sehingga elektabilitas Airlangga bisa ikut terangkat.

“Kalau kader tentunya akan melakukan sosialisasi, tapi yang berangkutan (Airlangga Hartarto-Red) juga harus sosialisasi, harus turun ke rakyat, harus menyapa rakyat. Kalau mau jadi Presiden harus capek, enggak bisa hanya main di media sosial di ibu kota terus seolah-olah rakyat tahu. Enggak semua rakyat yang di bawah misalnya petani tahu. Ya harus turun,” tutur Mekeng.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/