Batita Diduga Korban Perkosaan Datangi Komnas Perempuan
Dalam keterangan yang diterima GoNEWS.co, dugaan perkosaan dimulai ketika anaknya yang berinisial WOAAA mengaku celananya ada yang membuka. WOAAA adalah bocah perempuan kelahiran 19 Maret 2019 lalu. Usianya belum genap 3 tahun.
"Saya senter-senter kemaluan anak saya, saya sudah tidak enak perasaan," terangnya.
Setiba di Kendari, tutur A, dirinya melapor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Sulawesi Tenggara pada 17 Desember 2022.
"Lalu dinas mengantar saya ke Puskesmas, tapi Puskesmas tidak berani melakukan tindakan visum karena harus ada surat pengantar dari kepolisian. Sore harinya, saya ke Polda Sultra," tutur A.
Tanggal 18, A kembali mencoba melapor ke Polda berbekal rekaman CCTV dari pihak kapal, tapi respons belum juga memuaskan. Upaya laporan diulangnya pada tanggal 20 Desember 2021.
Hari itu, Ia bertemu Propam. Personel Propam mengatakan, "Kalau seandainya SPKT Polda hari itu juga tak menerbitkan surat tanda laporan, mereka-mereka akan bertindak."
"Makanya saat itu saya dapat surat laporan polisi dan pengantar visum," kata A.
Setelah itu, visum pun dilakukan di RS Bhayangkara Kendari. "Dokter Raja mengatakan, di dalam kemaluannya anak ku terdapat sperma," tuturnya.
Merasa laporannya di Polda Sultra tak kunjung ditindaklanjuti padahal sudah ada rekaman CCTV dan hasil visum, A pun pergi ke Jakarta.
"Saya di-BAP saja belum," ujarnya.
Bahkan pada suatu kesempatan, menurut A, Oknum Polda Sultra sempat mentertawakan dirinya.
"Lapor aja ke Tuhan! Masa anak sehat-sehat begini diperkosa. Terus kalau kita ambil laporan Ibu, Ibu kan tidak tinggal di Kendari," tutur A menirukan respons oknum polisi yang pernah Ia terima.
Untuk diketahui, A memang bukan warga Kendari. Berdasarkan laporan polisi nomor LP/B/592/XII/202/SPKT Polda Sulawesi Tenggara, A merupakan warga Rante Gola, Bone Gunu, Buton Utara.
Di Jakarta, selain mendatangi Komnas Perempuan, A juga mengaku sudah melapor ke Ombudsman RI pada Jumat 28 Januari 2022.
Saat ini, di tengah upayanya mencari keadilan hukum. Ia tinggal di masjid di pinggiran Jakarta. Dalam penuh ketakutan di Ibu Kota, sejumlah barangnya pun baru saja dicuri orang.
"Saya takut, saya merasa ada yang mengikuti, ini saya kecurian tadi malam. Saya tahajud tadi malam, dan dipertemukan dengan mas-mas wartawan sekarang," ujarnya.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Hukum, Nasional, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara |