Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
24 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
21 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
6
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  Politik

Posisi di Kalangan NU Semakin Tergerus, Ini Saran CSIIS ke Muhaimin

Posisi di Kalangan NU Semakin Tergerus, Ini Saran CSIIS ke Muhaimin
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. (Foto: Istimewa)
Sabtu, 12 Februari 2022 22:22 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari melihat posisi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar ( Cak Imin ) di kalangan NU semakin tergerus sejak kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf.

Menurutnya, komitmen Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menjadikan NU lebih terbuka sangat berpengaruh pada posisi Cak Imin.

"Saat ini semua capres dan cawapres sudah melihat NU sebagai potensi untuk mengambil suara, sehingga mereka berlomba-lomba untuk masuk ke pesantren-pesantren, sowan ke kiai-kiai dan berbagai cara lain," kata Basyari dilansir GoNews.co dari Sindo, Sabtu (12/2/2022).

Dia menjelaskan ceruk yang besar di NU dapat menarik perhatian bagi para capres dan cawapres, yang otomatis membuat peluang Cak Imin semakin sempit. "Untuk mengonsolidasi lagi kalangan NU, harusnya Cak Imin sowan ke Gus Yahya. Atau ajak ngopi barenglah. Biar nahdliyin melihat antara NU dengan PKB masih ada irisan. Jangan malah menjauh," kata Basyari.

Dari hasil survei CSIIS pada Januari lalu di kalangan NU, nama Muhaimin Iskandar tidak berhasil masuk dalam level atas. Muhaimin Iskandar bahkan kalah dari Erick Thohir dan Anies Baswedan, yang jelas tidak memiliki irisan dengan NU. "Survei yang kita lakukan dengan metode exit prayer, adaptasi dari exit poll. Dimana kita bertanya langsung kepada para nahdliyin yang baru keluar dari masjid salat Jumat. Survei dilaksanakan di Jawa plus Lampung," tutur Basyari.

Dalam survei tersebut, nama Prabowo Subianto dan Ganjar Prabowo berada di puncak. Kemudian disusul oleh Erick Thohir dan Anies Baswedan di posisi tiga dan empat. "Cak Imin berada pada posisi bawah, namanya juga kalah dari Yenny Wahid. Dan kita tahu, Yenny tidak sosialisasi, bahkan namanya pun tidak disebut-sebut sebagai capres atau cawapres," ungkapnya.

Selain nama Muhaimin Iskandar yang berada di papan bawah, survei CSIIS juga melihatkan kesukaan warga NU kepada sosok Erick Thohir. "Ini memang agak fenomenal juga. Erick Thohir bisa berada pada tiga besar. Bahkan dengan jarak yang cukup rapat, dengan Prabowo dan Ganjar," imbuhnya.

Menurutnya, itu merupakan hasil strategi pendekatan Erick yang mengena di hati warga NU. Erick bersedia menjadi anggota kehormatan Banser dan Erick bisa juga menjadi role model bagi para santri. "Sosok Erick memang sangat menjual di kalangan milenial. Dan jangan lupa, para santri itu juga kalangan milenial atau paling tidak menjadikan kalangan milenial sebagai role model mereka. Wajar saja nama Erick Thohir menjadi pilihan mereka untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/