Sejumlah Kota Ini Masuk Daftar Pemukiman Terkumuh di Dunia
Berikut beberapa daerah kumuh terburuk di dunia, sebagaimana dikutip dari naijaquest.com:
Baca Juga: Ridwan Kamil Imbau 2 Walikota Ini Tindak Tegas Holywings
Baca Juga: Ulang Tahun Ibu Kota, Partai Gelora DKI Jakarta Silaturahmi bersama 495 Tokoh Umat
1. Kota Orangi, Karachi, Pakistan
Kota Orangi, Pakistan diperkiran memiliki populasi sekitar 2,4 juta jiwa. Pada tahun 1965, Masalah utama di Kota Orangi adalah kurangnya sanitasi atau fasilitas tempat pembuangan kotoran. Namun setelah menunggu campur tangan pemerintah, sebagian besar warga sudah mulai membangun WC sendiri dan sekarang diperkirakan 96 persen rumah tangga memiliki jamban.
Baca Juga: Kota Kyiv Dibombardir Rusia Jelang Kedatangan Jokowi
Baca Juga: Wali Kota Solo Ingin ASEAN Para Games 2022 Dongkrak Budaya Solo di Pentas Dunia
2. Ciudad Neza, Kota Meksiko
Ciudad Neza memiliki populasi 1,2 juta orang, menjadikan tempat tersebut sebagai daerah terkumuh di bagian Kota Meksiko. Permukiman kumuh tersebut dibangun pada tahun 40 an sebagai tempat bagi orang-orang yang tidak mampu membeli rumah.
Baca Juga: Menpora Amali dan Wali Kota Solo Minta Masyarakat serta Media Dukung ASEAN Para Games 2022
Baca Juga: Rakor dengan Wali Kota Solo, Menpora Amali Sebut Semua Persiapan APG 2022 Berjalan Baik
Meskipun pemukiman tersebut direncanakan akan dikembangkan, dan dibangun secara ilegal, ada rasa kebersamaan yang kuat, karena penduduk berkumpul untuk menyediakan hal-hal yang mereka butuhkan.
3. Dharavi, Mumbai India
Baca Juga: Sambangi Kabupaten Kampar, Forum Pekanbaru Kota Bertuah Bagikan Puluhan Alquran ke Anak-anak
Baca Juga: Walikota Bern Sampaikan Simpati untuk Ridwan Kamil
Daerah Dharavi, memiliki populasi sekitar 1 juta jiwa dan luas daratan sekitar 2,1 kilometer persegi. Tempat tersebut merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Ini adalah salah satu daerah kumuh terbesar di dunia dan salah satu tempat pertama yang disebutkan ketika membahas kondisi kehidupan yang tidak sehat.
Permukiman kumuh Dharavi didirikan pada tahun 1884 selama era kolonial Inggris. Kebanyakan orang-orang yang berada di Dharavi merupakan pekerja pabrik dan para pengungsi dari kota lain. Sejak itu terus meningkat populasi yang mengejutkan karena banyak orang pedesaan India datang ke daerah kumuh itu, mencari pekerjaan di Mumbai.
Baca Juga: Komplotan Perdagangan Anak di Kota Makassar Terbongkar, Pelakunya Ada Anak-anak
Baca Juga: Irvan Minta Fraksi PAN Dukung PJ Walikota Benahi Kota Pekanbaru
4. Kibera, Nairobi Kenya
Kibera sebenarnya berarti hutan atau rimba dalam bahasa Kinubi. Ini merupakan perkampungan kumuh di Nairobi dan memiliki populasi sekitar 700.000 jiwa. Kenya yang dapat digambarkan sebagai hutan rumah-rumah usang. Kibera terletak sekitar 6,6 kilometer dari pusat kota, dan merupakan kawasan kumuh terbesar di Afrika.
Kibera terdiri dari struktur kecil yang dibangun berdekatan satu sama lain. Sebagian besar tidak memiliki saluran pembuangan, air, dan listrik. Sebagian besar penduduk daerah kumuh Kibera hidup dalam kemiskinan ekstrem, berpenghasilan kurang. Selain kemiskinan, prevalensi HIV dan AIDS juga tinggi. Selain itu, pemukiman tersebut terbilang sangat tidak aman, kasus pemerkosaan terbilang sangat biasa.
Baca Juga: DPR Kaji Ulang Penggunaan Kotak Suara Kardus
Baca Juga: PMRJ Sebar Ribuan Mushaf Alquran di 12 Kabupaten/Kota di Riau
5. Rocinha, Rio de Janeiro Brasil
Rocinha merupakan daerah kumuh paling besar di Brasil. Rocinha memiliki populasi sekitar 200.000 orang, namun sangat disayangkan bahwa secara historis ia telah diabaikan oleh pemerintah. Tempat tersebut yang sangat menarik, sebagian besar bangunan dibangun dengan balok padat, bahkan beberapa rumah memiliki empat lantai.
Baca Juga: Kunjungi Titik Nol IKN, Gus Jazil: Tahun 2024 Kita Punya Ibu Kota Negara Baru
Baca Juga: Sapa Kota Padang, Menko Airlangga Hadiri Pengukuhan Profesor Kehormatan
Pemukiman kumuh di daerah Rocinha, para rumah dibangun diatas tanah yang sangat tidak rata. pemerintah setempat sedang bekerja untuk meningkatkan keamanan. Selain itu pemerintah juga sudah berusaha untuk mendatangkan investasi swasta sehingga menciptakan lapangan kerja.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Umum, Internasional, DKI Jakarta |