Pemerintah Temui Gubernur JBIC, Energy Watch: Pemerintah Serius dalam Transisi Energi
"Karena bagaimana pun Indonesia tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari negara lain ataupun investasi dari negara lain," kata Mamit kepada GoNEWS.co di Jakarta.
Baca Juga: Gadis Jepang Ini Memilih Peran Film Dewasa setelah Sukses di Tiktok
Sebelumnya, usai kunjungan ke Jepang itu Menko Airlangga mengatakan, JBIC memiliki spesialisasi yang salah satunya adalah pembiayaan di sektor energi.
"Beberapa proyek infrastruktur utama seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1 dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh, menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia," terang Menko Airlangga.
Baca Juga: Digital Sektor Manufaktur Naik Dua Kali Lipat, Mukhtarudin: Kepercayaan Investor Masih Tinggi
Baca Juga: Energi Watch: G20 Momentum Dukungan Optimalisasi EBT Nasional dan Akselerasi Kendaraan Listrik
Pemerintah Indonesia, berkomitmen untuk mencapai target pencapaian Net Zero Emission (NZE) di 2060. Untuk itu pemerintah melakukan sejumlah terobosan transisi energi yang lebih bersih dan juga berkelanjutan.
Menurut Mamit, meski saat ini Rancangan Undang-Undang tentang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT) masih belum disahkan. Kunjungan Airlangga ke Jepang bisa membuktikan keseriusan pemerintah dalam transisi konsumsi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Mamit berharap kunjungan tersebut membuka peluang kerjasama di bidang nuklir, pengembangan panel surya, panas bumi, ataupun tenaga angin.
Baca Juga: Legislator Indonesia Dorong Komitmen Besar Negara Peserta IPU dalam Transisi Energi Dunia
Baca Juga: Pemerintah: Hidrogen Dorong Transisi Energi Indonesia
"Meskipun misalnya saat ini kita masih menunggu UU EBT. Meskipun ini masih dalam persiapan, tapi paling tidak bagaimana kita bisa mengundang dan meyakinkan investor bahwa dalam proses ini Indonesia sangat menyambut baik," lanjutnya.
Kendati menggaet investor itu penting, Mamit menekankan kerjasama Indonesia dengan negara manapun sejauh Indonesia harus memastikan Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan baku dan menjadi konsumen agar tak dirugikan karena menjual bahan baku dengan harga murah dan membeli barang jadi dengan harga lebih mahal.
Baca Juga: Soal Investasi Transisi Energi, Presiden Pastikan Atasi Hambatan Politis bagi PLN dan Pertamina
Baca Juga: DEN Paparkan Transisi Energi Indonesia di KTT Iklim Gagasan AS
"Dengan adanya investor ini kita bisa menjadi produsen dan juga memberikan kontribusi lebih. Sehingga multiplier effect (efek ganda) dari EBT ini benar-benar terlihat. Karena selama ini kalau misal kita kerjasama dengan China lebih banyak investasi di bahan baku. Kirim ke sana untuk diolah, terus dijual lagi ke Indonesia," tegasnya.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Nasional, DKI Jakarta |