Berdoa Bareng Kiai Jawa Timur, Muhaimin Bicara soal Komando Politik Ahlussunnah
"Saya bukan kampanye, tetapi saya meminta doa. Pertama agar perjuangan politik ahlussunnah waljamaah ini mulus lancar sukses. Tak perlu saya jelaskan politik ahlussunnah waljamaah itu seperti apa karena sudah terbukti nyata dan konkret. Politik yang bisa menyelamatkan yang menjaga pilar keumatan Indonesia," kata Muhaimin sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari keterangan resmi.
Baca Juga: 2024 Masih Lama, Muhaimin Minta Jamaah Haji Doakan Pilkada Perdamaian
Baca Juga: Cewek Milenial Sukabumi Dukung Muhaimin Nyapres
Bahkan, kata Muhaimin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengakui kalau tidak ada peran para santri, pesantren NU dan PKB sebagai pilar kesatuan dan persatuan maka langkahnya memimpin bangsa ini akan sangat berat.
"Dalam kesempatan ini, saya minta doa, minta di-istighosah-kan, nyuwun (minta) ditirakati, semoga politik ahlussunnah waljamaah tidak hanya jadi pendorong, tidak hanya jadi penopang, tapi penentu khususnya di Pilpres 2024. Politik ahlussunnah waljamaah dibawah komando saya, insyallah bisa menjadi penentu," tuturnya.
Baca Juga: Klaim Punya Bekal 20 Persen, Muhaimin Siap Bertarung di Pilpres
Baca Juga: Muhaimin Lirik Sri Mulyani jadi Cawapres Masa Depan
Dikatakan Muhaimin, manfaat dan peran politik ahlussunnah waljamaah sudah nyata sejak era pra kemerdekaan. Bahkan, lahirnya ide demokratisasi dan reformasi muncul dari politik ahlussunnah waljamaah yang dipelopori oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat itu sebelum era Reformasi, gagasan Gus Dur sempat ditentang para ulama NU.
"Pertama kali yang menyuarakan demokratisasi dan reformasi adalah Gus Dur yang didukung seluruh bangsa. Insyallah kekuatan politik ahlussunnah waljamaah nggak bisa dibendung. Begitu kata Gus Dur," ujar Muhaimin.
Baca Juga: Pengamat: KIB Mesti Usung Kandidat Capres Internal pada Pilpres 2024
Baca Juga: Prabowo Hadir di Acara NU Seperti Ingin Menebus Kesalahan Pilpres 2019
Terbukti, sejak era Reformasi, kekuatan politik ahlussunnah waljamaah mampu mengkonsolidasi dan merapatkan barisan seluruh bangsa. Bahkan, siapapun capres atau cawapres yang didukung NU dan PKB, pasti menang.
"Dari zaman 98 dan Pemilu 1999, berkat politik ahlussunnah waljamaah, pemerintah mau tidak mau harus ikut politik Islam rahmatan lilalami karena mampu menyatukan, memenangkan dan mensukseskan progam-program pemerintah. Di masa-masa sulit bisa lancar menghadapi krisis," tuturnya.
Baca Juga: 'Sobat Anies' Kalsel Siap Menangkan Gubernur DKI di Pilpres 2024
Berkat politik ahlussunnah waljamaah melalui PKB, saat ini kader-kader NU di berbagai level sukses menempati jabatan-jabatan politik mulai DPRD kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat, termasuk sebagai kepala daerah, bupati, wali kota, gubernur termasuk wakil presiden.
"Terjadi kenaikan mobilitas kenaikan kelas warga ahlussunnahwal jamaah sejak 10 hingga 20 tahun dan ikut menentukan pemerintahan dari pusat hingga daerah. Pesantren yang santrinya banyak, perhatiannya pun akan semakin banyak," katanya.
Baca Juga: Airlangga Dorong Ekonomi Pesantren Tembus Pasar Ekspor
Baca Juga: Kasus DPO Pencabulan, Akhirnya Kemenag Cabut Izin Pesantren Shiddiqiyyah
Gus Muhaimin mengatakan bahwa Indonesia tidak akan bisa sekuat dan sekokoh ini tanpa peran politik ahlussunnah waljamah, politik Islam rahmatanlilalamin. Ideologi pembangunan nasional mulai liberalism, kapitalisme terbukti gagal. Doktrin politik ahlussunnah waljamaah, ajaran, teori, strategi, ilmu kemasyarakatan, ilmu keumatan, kebangsaan hingga lahir darussalam, mabadik khoiru ummah. Lahir doktrin keluarga sakinah, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah bashariyah terbukti mampu membuat bangsa ini lolos dari berbagai krisis. Karena itu pula, dirinya sangat percaya diri untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Mohon doa seluruh masyayih yang hadir. Mari kita rapatkan barisan dan kuatkan tekad bulat kita agar kiata semua bisa menjadi kekuatan penopang dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada," tuturnya.
Baca Juga: Puan Maharani Silaturahmi ke Pesantren Buntet Cirebon
Baca Juga: Yandri Susanto Meminta Kementerian Keuangan Membuka Blokir Dana Madrasah dan Pesantren
Sebagai informasi, haul tersebut dihadiri puluhan ribu jamaah dan para kiai serta ulama khos antara lain mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Kafabihi Mahrus, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo KH Agoes Ali Mashuri (Gus Ali) Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Ponpes Al-Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), tuan rumah Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso KH KH Nurul Huda Djazuli, para kiai muda (gawagis), dan sejumlah ulama dan kiai lain dari berbagai wilayah di Indonesia.
Hadir pula Menteri Desa PDTT Gus Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI Jaziulul Fawaid, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, dan sejumlah tokoh lainnya.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Politik, Nasional, DKI Jakarta, Jawa Timur |