Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
16 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
16 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
3
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
12 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
4
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
16 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
12 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
12 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Home  /  Berita  /  Nasional

Masuki Endemi, Ekonomi Digital Diyakini Makin Kuat

Masuki Endemi, Ekonomi Digital Diyakini Makin Kuat
Ilustrasi ekonomi digital. (gambar: ist./ipleaders)
Kamis, 08 September 2022 20:57 WIB
JAKARTA - Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef Eisha M Rachbini mengatakan kepada wartawan, Kamis (8/9/2022), ekonomi digital diprediksi akan terus maju seiring dengan pandemi yang tengah menuju endemi.

"Kedepan ekonomi digital terus memiliki prospek. Pandemi ini sudah merubah tatanan ekonomi, alokasi sumber daya. Dengan populasi kita yang besar, ada pangsa pasar. Kemudian kedepan generasi muda dan angkatan kerja produktif juga terus meningkat, mereka-mereka ini anak-anak gen Z Alpha dan seterusnya memiliki kemampuan yang luar biasa dan kreatif dan teknologi kian meningkat," kata Eisha kepada GoNEWS.co.

Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Pastikan Percepatan 

Baca Juga: Antisipasi Guncangan Ekonomi, Pemerintah Diminta Perkuat Pendekatan Countercyclical 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, menjawab tantangan dan kebutuhan kedepan, indonesia perlu talenta muda yang melek teknologi.

"Kedepan talenta di bidang digital ini akan semakin dibutuhkan, sehingga saya berharap anak-anak muda sekarang bersemangat untuk menguasai berbagai bidang dalam dunia digital," tutur Menko Airlangga.

Baca Juga: DPR Dorong Kerajaan dan Kesultanan Perkuat Ekonomi Kreatif 

Baca Juga: Energy Watch Apresiasi Menko Perekonomian Dukung Kendaraan Listrik 

Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, pemerintah juga telah memberikan berbagai dukungan untuk UMKM di tahun 2022 seperti Subsidi Bunga KUR, Penjaminan Kredit Modal Kerja, PPh Final tarif 0% UMKM, dan perpanjangan restrukturisasi kredit.

Dalam laporan Digital Economy SEA, digital ekonomi Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN dengan potensi nilai sebesar 146 miliar dolar di tahun 2025. UMKM juga menjadi tulang punggung perekonomian di indonesia karena mampu berkontribusi terhadap PDB mencapai 61% dan menyerap tenaga kerja hingga mencapai 97%.

Baca Juga: Puan Belum Ketemu Airlangga, Pengamat: Hanya soal Teknis 

Baca Juga: Pertemuan Puan-Airlangga Diharapkan Produktif 

Namun, di tengah gegap gempita digitalisasi, masih banyak UMKM yang tidak bisa menggunakan teknologi. Untuk itu diperlukan sinergi pemerintah maupun swasta melakukan literasi digital.

"Saya rasa meningkatkan literasi digital masyarakat indonesia terus diupayakan baik dari pihak pemerintah, maupun swasta. misalnya pemerintah, pemangku kebijakan nya kominfo, punya literasi digital id. pihak swasta pun spt e-commerce juga memiliki program-program yang ditujukan kepada counterpart-nya," jelas Eisha.

Baca Juga: Tanggapi Hasil Survey, Akademisi Sebut Airlangga Layak Lanjutkan Kepemimpinan Jokowi 

Baca Juga: IPO: Kedekatan Golkar-PSI Untungkan Pencapresan Airlangga 

Menurutnya, digitalisasi ini adalah suatu fenomena yang tidak dapat dihindarkan. Sehingga, agar tidak terjadi ketimpangan yang besar, stakeholder perlu mengikutsertakan pelaku UMKM yang saat ini dalam kondisi literasi digital nya rendah, karena keterbatasan, seperti infrastruktur digital tidak memadai, kemampuan dan skill terhadap teknologi rendah, maupun akses terhadap teknologi digital rendah karena tidak ada modal.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/