Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
18 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
2
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
18 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
3
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
17 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
4
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
18 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
5
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
18 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
6
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Home  /  Berita  /  Nasional

Motif China di Isu Profile Masih Tanda Tanya, Pakar Dorong Optimalkan IPEF dan Investasi AS

Motif China di Isu Profile Masih Tanda Tanya, Pakar Dorong Optimalkan IPEF dan Investasi AS
Ilustrasi IPEF. (gambar: ist./us department of defense)
Jum'at, 09 September 2022 20:20 WIB
JAKARTA - Pakar Perdagangan Ekonomi Dunia dan Politik Internasional UGM Dr. Riza Noer Arfani mengatakan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/9/2022), Indonesia akan merasakan manfaat secara politik dan ekonomi dengan bergabung bersama kerangka Ekonomi Indo-Pasifik yang baru atau IPEF (Indo-Pacific Economic Framework).

"Untuk jangka panjang, akan banyak dampak pada keseimbangan kekuatan secara politik maupun ekonomi di kawasan. Kita masih agak meragukan apa yang diinginkan China dalam keterlibatan mereka di kawasan. Terutama isu-isu profile macam laut China Selatan, sehingga dari sisi itu kita masih butuh pertimbangan dari kelompok yang lain seperti Amerika, Indo Pasifik," kata Riza kepada GoNEWS.co.

Baca Juga: Jokowi Senang Airlangga Maju Pilpres, Pengamat: Kinerja Ekonomi Jadi Alasan 

Baca Juga: Rangkaian Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Mulai Dikirim dari China 
 
Dalam jangka pendek, secara politik bisa memperkuat posisi Presidensi G20 dan Kekuatan ASEAN di tahun depan. "Karena bagaimanapun Amerika masih memegang kendali dalam bidang ekonomi tertentu. Maka dalam jangka pendek diplomasi bisa terbentuk dengan bergabung dengan IPEF sebagai pelengkap dari diplomasi ekonomi yang kita bangun pada kawasan yang lain atau skema yang lain seperti RCEP," jelas Riza.

Kondisi perekonomian Amerika sendiri sedang tidak baik-baik saja. Mereka dibayangi resesi dan perlambatan perekonomian. Namun menurut Riza, masih besar peluang Amerika sebagai negara dengan kekuatan ekonomi besar. "Kita lihat langkah Amerika selama ini fokus mereka masih mengatasi dampak kemungkinan resesi yang melanda. Saya kira kalau dikaitkan dengan kerangka kerja IPEF, sebetulnya yang disasar Amerika utamanya mengalihkan sumber-sumber, atau akses ekonomi mereka dari China," ungkap Riza.

Baca Juga: Pulang dari Amerika, Presiden Indonesia Longgarkan Pemakaian Masker 

Baca Juga: Puan Belum Ketemu Airlangga, Pengamat: Hanya soal Teknis 
 
Dari kerangka kerjasama IPEF ini, diharapkan bisa membawa manfaat bagi Indonesia dan 13 negara anggota lainnya. "Ini forum gagasan untuk kerangka kerja bersama 14 negara yang terlibat didalamnya, impactnya perlu kita lihat apakah ada hal hal konkret, misal dalam hal peningkatan investasi Amerika di negara ASEAN, terkhusus Indonesia, itu perlu dilihat dulu, seberapa peluang bisnis industri mereka bisa mendorong untuk melakukan ekspansi bisnis sesuai dengan kerangka kerja yang dirancang," tandas Riza.
 
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Indo-Pasific Economic Framework (IPEF) di Amerika Serikat. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Partai Golkar ini mendorong investor Amerika masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Pertemuan Puan-Airlangga Diharapkan Produktif 

Baca Juga: Tanggapi Hasil Survey, Akademisi Sebut Airlangga Layak Lanjutkan Kepemimpinan Jokowi 

"Volume perdagangan bilateral RI-AS ditargetkan mencapai US$60 miliar. Saat ini baru mencapai sekitar US$37 miliar, sehingga terdapat opportunity lebih meningkatkan lagi kerja sama kedua negara," kata Airlangga.
 
Airlangga menjelaskan, realisasi investasi AS di Indonesia tahun 2021 sebesar US$2,54 miliar atau sekitar Rp37,5 triliun. "Investasi AS ke Indonesia masih sangat kecil, sehingga perlu didorong lebih banyak investasi AS ke Indonesia," kata Airlangga saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Gina Raimondo di sela Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Indo-Pasific Economic Framework (IPEF) for Prosperity, 8-9 September 2022 di Los Angeles, Amerika Serikat.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/