Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dicintai Rakyat, Projo Sulsel: Pa Jokowi Jangan Pulang Kampung Dulu
Politik
24 jam yang lalu
Dicintai Rakyat, Projo Sulsel: Pa Jokowi Jangan Pulang Kampung Dulu
2
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
10 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
3
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
10 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
4
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
10 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
5
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
10 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
6
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Polisi Selidiki Tersebarnya Rekaman 'Misteri' Penjual Dawet di Kanjuruhan

Polisi Selidiki Tersebarnya Rekaman Misteri Penjual Dawet di Kanjuruhan
Trgaedi Kanjuruhan. (Foto: Antara)
Minggu, 09 Oktober 2022 10:47 WIB

JAKARTA - Pihak kepolisian tengah menyelidiki rekaman suara seorang penjual dawet yang berisi cerita kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10).

"Ya sedang didalami oleh tim sidik," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Sabtu (8/10/2022).

Tak hanya itu, Dedi menyebut tim investigasi dari Polri juga bakal mendalami kamera pengawas alias CCTV di pintu 3 yang memang banyak penjual itu. "Pintu 3 termasuk CCTV-nya yang dianalisa oleh tim Labfor, Inafis dan penyidik," jelas dia.

Dalam rekaman itu ia mengaku sebagai penjual dawet di sekitar pintu keluar 3 Stadion Kanjuruhan, dan memberi kesaksian saat tragedi di Kanjuruhan pecah. "Yang lebih parah itu, akhirnya mereka (Aremania) uyel-uyelan (desak-desakan), uyel-uyelan keluar karena menghindari gas air mata," ungkapnya dalam rekaman itu.

Kemudian ia menyebut bahwa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan gas air mata tidak seberapa. Namun sebaliknya ia menyebut bahwa Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak antar sesama suporter. "Nah, gas air matanya sebetulnya gak terlalu anu kok. Cuman ini, uyel-uyelane karo sodok-sodokane karo jejek-jekane (desak-desakan dan dorong-dorongan serta injak-injaknya) sesama suporter," tuturnya.

"Terus di pintu 3, sebelah kiri warung saya itu ada anak terjepit, ada anak kecil terjepit. Dari situ awalnya ditolonglah sama polisi, Pak Arif namanya, orang batu, polisi batu," sambungnya.

Lebih lanjut, menurutnya anak kecil yang terjepit tersebut dilindungi oleh seorang polisi bernama Arif. Selain itu, ia menyimpukan bahwa Aremania minum alkohol. Termasuk korban yang mati berbau alkohol. "Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua). Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol."

"Nah, si Pak Arif ini nolong (anak yang terjepit), tapi dipukuli kepalanya. Kenapa saya tahu? Karena saya selamatkan di toko saya yang namanya Pak Arif ini. Polisi ini tak (saya) selamatkan. Malah saat itu dawetku iki, aku dodolan dawet, kate dikeprukne. Yo aku, 'lho, iki dawet, Mas, ojo, ojo, yo. Terus dideleh'. Habis itu anak kecil ini sama Pak Arif ini diraupi, dicuci mukanya," lanjutnya.

Rekaman itu kemudian mendapat berbagai hujatan dari Aremania, karena dinilai menggiring bahwa tragedi Kanjuruhan bukan akibat gas air mata. Tapi karena berdesakan dan saling injak antar sesama supporter. Di sisi lain, penjual dawet itu disebut-sebut sebagai hoaks. Karena tidak ada penjual dawet di kawasan pintu keluar 3.

Berdasarkan penelusuran, di pintu keluar 3 yang dimaksud, juga tidak ditemukan adanya penjual dawet di kawasan tersebut. Justru yang ada tepat di samping pintu keluar 3 hanya ditemukan toko meubel bernama Belarusia. Kemudian di sampingnya lagi terdapat toko penjual kopi dan mie instan. "Tidak pernah ada penjual dawet di sini. Hanya meubel ini dan penjual kopi dan mie instan di samping ini," ungkap salah satu pegawai meubel, Jaya.

Untuk penjual dawet di area Stadion Kanjuruhan, menurutnya memang ada, tapi menggunakan rombong kaki lima. "Tapi penjualnya bukan perempuan, tapi pria. Kalau yang perempuan tidak ada," katanya.

Jaya memastikan bahwa rekaman yang beredar itu tidak ada alias hoaks. "Hoaks itu," tegasnya.

Sebagai bentuk protes atas rekaman itu, Aremania menempel selebaran di area pintu keluar 3 tersebut, bertuliskan "Wanted, Casual Dawet Gate 3".

Sementara itu, salah satu jurnalis, Ron Ron yang biasa meliput sepak bola di Stadion Kanjuruhan, dan juga meliput saat pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) lalu, juga membenarkan bahwa tidak pernah ada penjual dawet di pintu keluar. "Hoaks! Selama saya liputan di sini, tidak pernah ada penjual dawet di pintu keluar 3 itu," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Komite Disiplin PSSI Erwin Tobing sebelumnya mengungkapkan terdapat 42 botol minuman keras bersegel di Stadion Kanjuruhan seusai kericuhan malam itu. "Jadi ditemukan ada banyak minuman keras, botol badek atau cunrik yang istilahnya padat dan dalam botol plastik. Itu sampai ada 42 botol belum sempat diminum di dalam stadion," ungkap Erwin di Malang, Selasa (4/10).

"Mengapa [minuman keras] bisa masuk, ini kan seharusnya ada penggeledahan. Yang bertanggung jawab itu pelaksana. Itu beberapa kelemahan-kelemahan yang kita temukan di sini," kata dia.

Temuan ini, sebut dia, menjadi salah satu catatan dalam proses investigasi. Terlebih, hal terlarang seperti ini tidak sepantasnya bisa lolos masuk ke dalam stadion sebab barang bawaan setiap penonton diperiksa sebelum masuk tribune.

Sementara itu, Aremania dari Malang Kota bernama Agus Babon telah membantah temuan PSSI tersebut. Menurut Agus, botol minuman keras tidak mungkin bisa masuk ke tribune. Sebab, telah dilakukan pemeriksaan ketat sebelum masuk ke tribun. "Mustahil itu ada botol minuman di dalam tribune. Pakai logika saja. Pemeriksaan masuk itu ketat. Wong korek api saja disita kok, ini ada botol minuman, enggak masuk akal," ujar Agus.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Hukum, Olahraga, Sepakbola, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/