Modus Tukar Duit, 2 Bule Hipnotis Pedagang Ayam di Batang
BATANG - Sejumlah pedagang di beberapa titik di Pantura Jawa Tengah, dihebohkan dengan keberadaan dua warga negara asing (WNA) yang tukar uang. Pasalnya, aksi itu hanya sebagai modus untuk menguras uang korban dengan cara hipnotis.
Peristiwa tersebut terakhir terjadi di Pasar Induk Batang, pada Rabu (8/2/2023) siang. Dua pedagang setempat nyaris menjadi korban setelah terkena hipnotis. Salah satu korban, Kuswati pedagang ayam potong di Pasar Induk Batang.
Ia ingat ada dua pria asing yang datang ke lapak dagangannya pada pukul 14.30 WIB tadi. Dua laki-laki asing itu lalu menghampirinya. Keduanya lancar berbahasa Indonesia, tujuannya untuk menukar uang Rp 100 ribu.
"Bawa uang Rp 100 ribu, mau nukar. Tapi dikasih Rp 50 ribu dua lembar nggak mau, dikasih Rp 10 ribuan nggak mau, maunya yang itu, yang saya tata," kata Kuswati seperti dilansir GoNews.co dari Detikjateng, Kamis (9/2/2023).
Tidak berapa lama kemudian salah satu pelaku, menepuk pundaknya. "Saya diam saja nggak bisa komentar setelah pundak saya ditepuk," katanya.
Saat itulah, salah satu pelaku lainnya, langsung mengambil uang hasil jualan yang telah ditatanya. Kuswati mengetahui hal itu, tapi dia mengaku tidak bisa berucap apa-apa hanya diam. "Ya tahu itu, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Untungnya, ada orang (pembeli) yang menolong. Orang di depan saya bilang ke pelaku, 'Mas taruh uang, taruh nggak uangnya, itu taruh nggak taruh nggak'. Setelah itu keduanya pergi," kata Kuswati menirukan ucapan orang yang telah menolongnya.
Tidak hanya Kuswati, pedagang ikan Muanah juga mengalami hal yang sama. "Yang hampir menjadi korban itu di sini ada dua. Yang satu itu masih sadar, yang satunya lagi tidak bisa apa-apa, tapi diawasi oleh teman-teman (pedagang dan pembeli lainnya)," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Batang, Anwar Rozikin.
Menurut Rozikin, berdasarkan laporan yang diterimanya, ciri-ciri bule yakni berperawakan besar, mirip warga dari Pakistan atau India. Keduanya bisa bertransaksi dengan bahasa Indonesia.
Di lokasi yang sama, Kepala Pengelola Pasar Batang, Tawang Nugroho, membenarkan peristiwa itu terjadi. Bahkan, sejumlah orang berupaya mengejar kedua pelaku. Namun, keduanya menghilang. "Sudah berupaya mengejar, tapi mereka menghilang. Dengan kejadian ini, kita akan meningkatkan keamanan. Ada lima petugas kami yang akan terus rutin berkeliling," ungkap Tawang.
Selain di Pasar Induk Batang, peristiwa serupa di wilayah Batang juga terjadi di Wilayah Pecalungan. Namun, tidak ada satu pun korban yang melaporkan kejadian itu, namun demikian pihak kepoliasan dari Polres Batang mengaku belum menerima laporan dari warga.
Demikian diungkapkan Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Yorisa Prabowo. "Hingga hari ini, Kamis, kita belum menerima laporan itu," kata Yorisa Prabowo.
Peristiwa ini, sedianya marak dan terekam kamera warga yang kemudian diunggah di sosial media. Selain di Batang, juga pernah terjadi di Pekalongan, di wilayah Kajen, Pasar Kesesi (Pekalongan), di Comal Pemalang, Tegal.
Kasi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Pemalang Washono mengatakan pihaknya telah memantau sejumlah wilayah terkait adanya kejadian itu. "Ya, benar belakangan ini kami mendengar adanya pemberitaan di media sosial di mana ada kejahatan penipuan dengan motif hipnotis dengan tujuan mengambil uang milik korban, yang pelakunya diindikasikan seorang WNA, tapi belum diketahui pastinya dari negara mana," ungkapnya.
Pihaknya juga telah meminta keterangan saksi korban, untuk dilakukan pelacakan. "Secara tugas dan fungsi keimigrasian telah kami lakukan pengecekan lapangan untuk konfirmasi kepada korban untuk menemukan bukti-bukti yang ada dengan tujuan mencari identitas pelaku dalam rangka penegakan hukum," ucapnya.
Bahkan, pihaknya pernah melakukan penelusuran saat mendapati sebuah pelat nomor kendaraan yang ditumpangi dua pelaku, saat beraksi di Pasar Kesesi, Pekalongan dan Comal. Namun hasilnya, belum ada. "Peristiwa ini terjadi di sejumlah lokasi berbeda. Dengan orang yang berbeda juga. Sepertinya sebuah jaringan," tambahnya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi anggota tim pengawasan orang asing (Timpora). "Ya, tujuannya untuk antisipasi bersama dan pencegahan dini dan jika ditemukan pelakunya untuk diambil sikap penegakan hukumnya sesuai dengan tusi masing-masing instansi," pungkasnya.***
Editor | : | Muslikhin Effendy |
Sumber | : | DetikJateng |
Kategori | : | Peristiwa, Hukum, Jawa Tengah |