Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
2
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
4 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
3
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
4 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
4
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
4 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
5
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
4 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
6
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
3 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya

Begini Penjelasan Ahli Terkait Semburan Lumpur dan Kobaran Api di Mamuju Usai Gempa 7,4 SR

Begini Penjelasan Ahli Terkait Semburan Lumpur dan Kobaran Api di Mamuju Usai Gempa 7,4 SR
Warga menyaksikan semburan lumpur dan kobaran api yang muncul di Budong-Budong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, usai gempa 7,4 SR. (tribunnews)
Senin, 01 Oktober 2018 08:07 WIB
MAKASSAR - Usai diguncang gempa 7,4 SR, Jumat (28/9), warga Budong-Budong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, dikejutkan munculnya semburan lumpur disertai kobaran api.

Dikutip dari tribunnews.com, semburan lumpur disertai kobaran api tersebut memunculkan kekhawatiran bagi warga. Bahkan ada yang berspekulasi akan terjadi luapan lumpur dengan volume banyak, seperti di Lapindo.

Kekhawatiran tersebut dibantah oleh ahli Geologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Maulana. Alumni universitas di Jepang ini mengaku juga telah dihubungi beberapa pihak terkait beredarnya foto dan video semburan lumpur disertai kobaran api tersebut.

Dijelaskannya, fenomena semburan gas yg keluar dari batuan yang mengandung gas tersebut akibat getaran akibat gempa di sekitar Palu dan Donggala sebesar 7,4 SR.

Getaran dari gempa tersebut menyebabkan robeknya batuan jenis serpih yang banyak mengandung gas di daerah tersebut yang kemudian mengeluarkan gas melalui celah-celah batuan di bawah permukaan.

Sesampainya di permukaan bumi, gas tersebut bercampur dengan air permukaan dan akibat adanya tekanan dari gas tersebut mengakibatkan semburan air yang bercampur dengan lumpur.

Semburan gas tadi tidak disertai dengan semburan air dari dalam perut bumi, sehingga tidak di khawatirkan akan adanya bencana runtuhan atau liquefaksi.

Adapun semburan api terjadi diakibatkan gas tersebut disulut api karena gas mengandung hidrokarbon. Fenomena ini tidak sama dengan Lumpur Lapindo karena daerah Sulawesi Barat sampai dengan Sulawesi Selatan bukan merupakan busur gunung api aktif, sehingga fenomena mud volcanoe yang terjadi di Lapindo sulit terjadi.

''Gas yang keluar mempunyai volume yang kecil, sehingga semburan gas semakin lama akan semakin kecil dan akan terhenti apabila volumenya sudah habis. Sepanjang tidak disulut oleh api, maka semburan gas tersebut akan aman,'' ujarnya.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/