Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
18 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
18 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
18 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
17 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
18 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
14 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara

Usai Gempa 7,4 SR, Kelurahan Petobo Hilang Ditelan Lumpur yang Dikeluarkan Perut Bumi

Usai Gempa 7,4 SR, Kelurahan Petobo Hilang Ditelan Lumpur yang Dikeluarkan Perut Bumi
Kondisi Kelurahan Petobo yang hancur dan tenggelam usai gempa 7,4 SR Jumat pekan lalu. (grid.id)
Selasa, 02 Oktober 2018 17:12 WIB
JAKARTA - Amir (35), warga Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, menjadi saksi peristiwa mengerikan yang terjadi saat dan usai gempa 7,4 SR mengguncang Kota Palu, Jumat (28/9) lalu.

Dikutip dari grid.id yang melansir kompas.com, Amir juga kehilangan anak dan mertuanya akibat gempa tersebut. Dia berharap keduanya bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat.

Amir menceritakan, gempa dahsyat itu terjadi saat ia baru pulang kerja dan hampir samai di rumah. Amir pun mendadak panik luar biasa ketika tanah tempatnya berpijak bergoyang keras.

Amir melihat aspal jalan menekuk-nekuk tak karuan akibat gempa. ''Sore itu saya lihat jalan aspal tiba-tiba menekuk-nekuk ke atas seperti gelombang laut disertai gempa yang mengguruh,'' kata Amir, Senin (1/10).

Retakan aspal akibat gempa ia lihat ketika dirinya semakin mendekat menuju arah rumahnya.

Amir khawatir dan ketakutan bukan main ketika membayangkan nasib keluarganya di rumah. Namun kemudian Amir mengetahui jika mertua dan anaknya sedang pergi membeli lauk untuk makan malam.

Ia tak peduli lagi akan keselamatan dirinya. Amir segera berlari melintasi tanah yang bergerak.

''Saya meloncat-loncat dari gundukan aspal yang terangkat untuk mencari mereka,'' tutur Amir.

''Gemuruh dan guncangannya seperti dunia ini mau kiamat,'' lanjutnya.

Tak lama kemudian, pada rengkahan aspal muncul lumpur dari dalam perut bumi.

Perlahan-lahan rumah-rumah di Kelurahan Petobo ambruk dan tenggelam ke dalam lumpur yang keluar dari perut bumi.

''Saya lihat seorang ibu menggendong anaknya tenggelam di dalam rekahan. Kami berusaha menolongnya dengan menggali lumpur,'' kata Amir sembari matanya berkaca-kaca.

Tragis, ibu yang menggendong anaknya tersebut hanya tampak kepalanya saja, tubuhnya sudah ditelan bumi.

Wanita tersebut berhasil diselamatkan oleh Amir, namun sayang anaknya tenggelam dalam lumpur.

Amir berujar ada ratusan rumah dan keluarga di kelurahan Petobo ini.

Belum ada data yang jelas jumlah korban di kelurahan Petobo.

''Mungkin ada ratusan rumah, Petobo adalah kawasan yang padat penduduk,'' ujar Amir.

Sementara itu seorang warga lainnya, Syamsuddin (51) kaget sepulang kerja ia tak mendapati jalan kampungnya.

''Saya bingung mau pulang karena jalan yang ada sudah menjadi gunung,'' kata Syamsuddin.

Syamsuddin semakin murung karena tak tahu kabar tentang nasib keluarganya.

''Saya sedih, saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan semuanya," ujar Syamsuddin.

Sekarang tak ada lagi Kelurahan Petobo, karena semua yang ada di sana sudah musnah ditelan lumpur yang muncul dari dalam perut bumi.***

Editor:hasan b
Sumber:grid.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/