Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
17 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
17 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
17 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
16 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
16 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
6
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
17 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Home  /  Berita  /  GoNews Group

WALHI Aceh: Akibat Kesalahan Pembangunan, Aceh Rugi Lebih dari Rp10 Triliun

WALHI Aceh: Akibat Kesalahan Pembangunan, Aceh Rugi Lebih dari Rp10 Triliun
ilustrasi
Senin, 26 Oktober 2015 11:36 WIB
Penulis: .
BANDA ACEH - Pembangunan Aceh selama ini tidak sesuai dengan seiring dengan kelestrian lingkungan hidup. Alih fungsi hutan menjadi kawasan garapan dengan dalih perbaikan ekonomi dan mempermudah akses warga, merupakan salah satu buktinya. Akibatnya, Aceh semakin akrab dengan bencana.

Dalam catatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, Pemerintah Aceh melalui RPJM dan Qanun RTRWA No 19 tahun 2013-2033 di pasal (16), (17) dan (18) telah merencanakan pembangunan yang sudah dan akan kembali membelah hutan Aceh dalam skala besar tanpa kajian lingkungan hidup sesuai amanat UU 32 Tahun 2009 tentang PPLH serta turunannya.

Pembelahan hutan ini bertujuan untuk membuka sejumlah ruas jalan. Data yang dimiliki oleh Bappeda Aceh, sampai dengan 2014, Aceh memiliki panjang jalan 17.212,28 km. Tahun 2010 jalan nasional mencapai 1.782,78 km dan provinsi 1.847,91 km serta jalan kabupaten/kota 13.581,59 km).

"Pembukaan hutan untuk membuat jalan, kami curigai tanpa dokumen izin lingkungan di semua ruasnya. Ini tentu berbahaya bagi Aceh. Inilah yang disebut pembangunan infrasturuktur yang menabung ancaman bencana di masa depan. Bahkan kini efeknya sudah terlihat,” ujar Muhammad Nur, Direktur Walhi Aceh, Senin (26/10/2015).

Akibatnya Aceh mengalami kerugian lebih dari Rp10 trilyun hingga menjelang akhir tahun 2015. Dana ini keluar untuk perbaikan daerah yang tertimpa bencana alam. Di samping itu, Aceh sudah kehilangan 850 ribu hektar hutan karena illegal logging, HGU dan pertambangan.

Padahal, tambah M Nur, untuk merehabilitasi satu hektar hutan menghabiskan Rp3 milyar lebih. “Coba bayangkan kerugian yang dialami oleh Aceh akibat kesalahan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Di sisi lain, nasib masa depan anak bangsa dipertaruhkan,” katanya.

Fakta lainnya, masyarakat yang berada di kawasan hutan yang rusak justru menjadi penonton. Bahkan mereka malah terpinggirkan serta terbuang dari kampung halaman. Bila terjadi bencana, pemerintah malah datang sebagai “dermawan” yang membawa mie instan dan telur.***

Editor:Jamaluddin
Sumber:theglobejournal.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/