Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
Olahraga
21 jam yang lalu
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
2
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Umum
19 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
3
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
19 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
4
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Umum
19 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
5
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
Olahraga
18 jam yang lalu
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
6
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Umum
18 jam yang lalu
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta
Menciptakan ''10 Bali Baru'' di 10 Top Destinasi Unggulan Pariwisata (Bagian-2)

Danau Toba, Danau Yellowstone dan Ontarionya Indonesia

Danau Toba, Danau Yellowstone dan Ontarionya Indonesia
Danau Toba, Sumatera Utara. (net)
Jum'at, 19 Februari 2016 21:30 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Presiden Jokowi sudah menetapkan 10 Destinasi Prioritas di pariwisata. Ide membangun "10 Bali Baru" itu pun diterjemahkan Menpar Arief Yahya dengan mencari jawaban atas pertanyaan “why” dan "how" yang pada intinya adalah, harus ada percepatan untuk mewujudkan gagasan besar Presiden tersebut.

Percepatan itu menurut Menpar, pertama harus ada Badan Otorita. Dan itu menurutnya bersifat mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Badan Otorita inilah yang nantinya akan mengatur tataran konsep serta teknis, memberi arah, mendesain kawasan, mengeluarkan izin, dan menjaga agar kawasan Toba tetap konsisten seperti yang diimpikan.

“Badan Otorita itu merupakan perwujudan dari prinsip Single Destination, Single Management,” jelas Menpar, Arief Yahya kepada Legislatif.co (GoNews Group), Jumat (19/02/2016).

Selama ini Danau Toba semakin tenggelam dan tidak sehebat dan segaung nama besarnya, tidak sepopuler legendanya, dan tidak se-atraktif keindahan alamnya. Toba juga tak lagi mencerminkan kebanggaan sebagai danau terbesar, terluas dan paling bersejarah di negeri ini.

Ibarat perusahaan, maka danau yang berada di Sumatera Utara ini dipimpin oleh tujuh orang Chief Executive Officer (CEO). Namun Ke-7 CEO itu tidak kompak, tidak saling akur, tidak solid, bahkan cenderung saling jegal satu dengan yang lain.

“Dari potret problem itu saja saya pastikan, sampai 50 tahun ke depan pun tidak akan berhasil. Dan terbukti, dari waktu ke waktu, jumlah wisman Sumatera Utara dengan ikon Danau Toba terus menurun. Karena itu soal manajemen destinasi ini menjadi critical success factor. Satu persoalan ini jika diselesaikan cepat, akan menjadi pintu bagi penyelesaian masalah lain yang membelit Toba,” kata penulis buku bertema marketing dan manajemen “Paradox Marketing” dan “Great Spirit Grand Strategy” itu.

Arief Yahya juga meyakini, Danau Toba itu legendaris. Di balik air danau yang tenang itu menyimpan sejuta cerita, dari yang mistik sampai ilmu geologi yang ilmiah. Dua-duanya punya daya pikat yang luar biasa, dan akan menjadi story line yang sangat kuat sebagai atraksi.

“Jadi, soal Atraksi, Danau Toba tidak perlu diragukan lagi,” ungkap Arief Yahya, yang merupakan lulusan Teknik Elektro Telekomunikasi, Institut Teknologi Bandung (IBB) 1986, Master of Science Telematics, University of Surrey, UK, 1994 Ilmu Ekonomi - Manajemen Bisnis, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, 2014.

Menurut Menpar, Badan Otoritalah nantinya yang akan mengurus sampai hal-hal yang paling detail. Pola single management ini sebenarnya bukan cara baru, juga bukan temuan baru. Benchmarking dari banyak pengelola kawasan geopark pariwisata yang sukses di seluruh dunia, juga menggunakan konsep ini.

"CEO harus satu orang dan berkuasa penuh, tidak boleh diintervensi oleh siapapun, apalagi kepala daerah yang selama ini saling berseberang," tegas Arief.

Arief juga mencontohkan Yellow Stone National Park, kaldera terbesar di benua Amerika yang pertama kali dijadikan objek wisata taman nasional di dunia. Daya tariknya adalah grand canyon of Yellowstone dan Grand Prismatic Spring.

"Tahun 2014, jumlah wisman yang masuk ke sana, 3 juta orang. Event terbesar adalah sepeda atau cycling tour, manajemennya satu, yakni United States National Park Service. Hanya satu saja," tegas Arief Yahya yang pernah dinobatkan sebagai The Most Inspirational CEO, Mens Obsession Award 2014, 2014 The Best Green CEO Majalah Warta Ekonomi 2014, The Best CEO 2014 Indonesia Leadership Award SWA itu.

Dia juga mencontohkan Danau Ontario, Kanada, pada tahun yang sama dikunjungi oleh 2,6 juta wisman. Atraksinya Niagara Falls, iven yang popular di sana adalah Lake Ontario Fishing Competitions and Events.

“Manajemennya juga tunggal, yakni Central Lake Ontario Conservation Authority. Di dalam ororitas itu berisi Ministry of Natural Resources, Province of Ontario, The Regional Municipality of Durham and locak Municipalities, tetapi berada dalam satu Badan Otoritas,” ungkapnya.

Maka, untuk mengawali semua itu menurut mantan dirut PT Telkom ini, harus dilakukan dari manajemen destinasinya. Siapa yang bertanggung jawab, siapa yang dipercaya dan siapa yang diberi kewenangan, nantinya tidak bisa diutak-atik dan diintervensi oleh siapapun. “Dari sinilah kita memulai," pungkasnya. (*/dnl) bersambung...

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/