Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
2
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
Umum
23 jam yang lalu
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
3
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
Umum
22 jam yang lalu
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
4
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
Umum
23 jam yang lalu
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
5
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
2 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
6
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
2 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Nova Eka Putri, Mahasiswa Universitas Negeri Padang, Rilis Novel ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu’

Nova Eka Putri, Mahasiswa Universitas Negeri Padang, Rilis Novel ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu’
Nova Eka Putri, Mahasiswa Universitas Negeri Padang, dengan Novel ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu’
Kamis, 21 April 2016 15:28 WIB

PADANG - Mahasiswi Universitas Negeri Padang, Nova Eka Putri, tahun ini kembali merilis novel terbarunya, ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu’. Novel kedua karya ‘Oppa’—sapaan Nova Eka Putri—ini akan dibedah di aula FIK UNP, Sabtu (30/4/2016) mendatang.

Tampil sebagai pembedah Muhammad Subhan (Penulis & Pegiat Forum Aktif Menulis Indonesia) dan Rofiq L Hayat (Penulis Novel ‘Di Bawah Langit Dua Benua’). Acara tersebut akan dimoderatori M Habibi Adi Cipto, pemuda aktif dari Universitas Andalas Padang.

Menyemarakkan acara, akan hadir juga empat model sampul novel ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu’, yakni Harry Prasetyo, Hierro Juandhamik Bijaksi, Rani Permata Adi dan Deka Andriani RJ.

Setelah novel perdananya ‘Kamu Itu Subhanallah’ terbit tahun lalu, di novel kedua ini, Nova masih konsisten dengan kepenulisan bernuansa religius. Dia semangat menjadikan karya-karyanya sebagai jalan untuk berdakwah.

“Menulislah. Bukan karena kita ingin terkenal dan disapa penulis. Menulislah, sebab kita tahu bahwa banyak yang harus kita beri tahu. Sebab kita mengerti bahwa di negeri ini sudah terlalu banyak yang salah mengerti,” begitu prinsip Nova Eka Putri dalam sebuah perbincangan di Padang, Kamis (21/4).

Hal istimewa, Novel ‘Kamu Itu Subhanallah’ dirampungkannya dalam waktu tujuh hari, sementara novel ‘Perasaanku Tak Sebercanda Itu” ia tulis dalam waktu lebih kurang dua minggu.

“Novel ini tentang memahami dalamnya sebuah persahabatan. Ini tentang cinta kepada-Nya, memuliakan orangtua, mematahkan harapan dengan tangan sendiri demi adik-adik tercinta. Ini tentang rindu, memeluk rindu hingga rindu itu sudah lelah menemuinya. Ini tentang perasaan dan doa yang mengikatkan hati dan jiwa. Ini tentang benci dan dendam, tentang masa lalu, tentangmu,” ujar Nova merangkum sebagian isi novel itu.

Anak sulung dari Pak Edi dan Ibu Yasni, ini dikenal ramah dan enak diajak bicara. Dia adalah aktivis kampus yang senantiasa ceria dibaluti hijab syar’i di kepalanya. Dia amat senang saat disapa ‘gadih minang’ oleh teman-temannya.

Nova juga seorang atlet Taekwondo Dojang UNP. Hobinya berteman. Tak heran jika dia selalu dilingkari banyak teman ke mana pergi.

Walau pernah mengalami kejadian pahait saat nyaris dibegal pada 24 September 2014 lalu, dia tak pernah patah arang. ‘Takdir Allah selalu baik. Di saat teman-teman saya patah hati hanya karena hal sepele, ditinggal oleh kekasih atau diputuskan pacar misalnya, saya patah hati ketika harus mengalami luka seperti ini.

Entahlah, mungkin kehilangan pacar lebih menyakitkan dibanding kehilangan proposal skripsi, dompet, uang tunai, laptop, tas, gigi kelinci, dijahit sebanyak 16 jahitan di wajah, kehilangan mimpi wisuda tiga setengah tahun, entahlah. Mungkin standar patah hati kita berbeda satu sama lain. Cuma, saya percaya bahwa patah hati itu sangat mahal. Hanya pantas dikisahkan kepada peristiwa paling menyakitkan, dan itu menjadi inspirasi tulisan-tulisan saya,” ujarnya.

Satu hal yang unik dari dara imut ini, jangan tanyakan siapa atau apa atau bagaimana inspirasi atas tulisan kepadanya. Saat dia butuh inspirasi menulis, dia sama sekali tidak akan pernah pergi ke pantai atau ke tempat-tempat romantis atau membaca buku-buku so sweet lainnya.

“Tidak. Saat saya butuh ide dan inspirasi, saya membuka Alquran. Saya lihat dan tatap penuh senyum Surah Ar-Rahman. Saya membacanya sebanyak 31 kali ‘Fabiayyiala irabbikumatukadziban’ itu. Terus. Setelah itu ada saja ide yang datang. Semua mengalir begitu saja,” tambahnya berbagi kiat mendapat ide di saat akan menulis. (rilis)

Editor:Calva
Kategori:Pendidikan, GoNews Group, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/