Tak Lapor Kalau Sudah Nikah Siri, Anggota DPRK Digerebek Warga Tengah Malam di Rumah Seorang Wanita

BENER MERIAH - Seorang oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bener Meriah, berinisial MI, digerebek warga sedang berada di rumah salah seorang perempuan di Kampung Mekar Ayu, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Aceh.

"Awalnya kita intip dulu, baru kita datang ramai-ramai bersama warga sekira pukul 01.40 WIB, Senin malam kemaren," kata seorang warga yang ikut melakukan penggerebekan tersebut.

Menurut dia, pada saat digerebek oknum anggota DPRK itu mengenakan kain salung dan baju singlet. Sedangkan si wanita pakai baju daster.

Selama ini, katanya, warga sudah curiga karena oknum tersebut sudah sering bertandang ke rumah wanita berinisial SF yang merupakan pegawai sebuah puskesmas itu.

Saat digerebek, kata warga, MI mengaku bahwa sudah menikah siri secara agama Islam dengan wanita itu. Namun ia tidak bisa menunjukkan bukti, termasuk surat nikah kepada warga. Malah yang diperlihatkan adalah surat urus cerai si perempuan.

Kemudian, anggota TNI membawa oknum tersebut ke kantor Koramil setempat untuk menghindari amukan massa, tapi ia dibebaskan keesok hari ini.

"Awalnya waktu kami ketuk pintuk rumah sampai tiga kali, tidak dibuka. Lalu datang 4 orang anggota TNI, baru dia buka," ucapnya.

Warga menyesalkan perbuatan oknum anggota DPRK yang dinilai kurang pantas tersebut. "Kalau memang itu istri dia, kok sembunyi-bunyi masuk ke rumah. Mobilnya, Toyota Inova warna hitam, ditarok 200 meter dari rumah," kata warga tersebut.

Kepala Kampung Lampahan Induk, Iskanda Ria dan
Kepala Kampung Mekar Ayu Suprapto, saat dihubungi GoAceh.co, membenarkan adanya peristiwa penggerebekan oknum anggota dewan tersebut.

"Dia bukan warga saya, tapi warga Kampung Mekar Ayu, perbatasan dengan Kampung Lampahan Induk. Info itu benar," terangnya.

Sementara oknum anggota DPRK Bener Meriah berinisial MI membantah dengan tegas kalau dirinya melakukan perbuatan mesum saat digerebek oleh warga.

MI mengaku sudah menikah siri dengan SF. Pernikahan itu dilakukan di Geudong, Lhokseumawe pada tanggal 3 Oktober 2015 lalu. MI juga mengatakan dirinya tidak ditahan di Koramil setempat, hanya disuruh menyerahkan foto copy surat nikah siri kepada Danramil pada esok paginya.

Namum MI mengakui kesalahannya yang tidak melaporkan pernikahan tersebut kepada kepala kampung setempat. "Saya lupa melaporkan ke reje bahwa SF istri saya," ujar dia sembari menambahkan bahwa pada malam itu istri tuanya telah mengizinkannya menginap di rumah istri muda di Lampahan. (ron)