Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
16 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
16 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
15 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
15 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
15 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
15 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Bukan Cuma Lombok dan Aceh Saja, Kemenpar JugaTebarkan Virus Wisata Halal di Makassar

Bukan Cuma Lombok dan Aceh Saja, Kemenpar JugaTebarkan Virus Wisata Halal di Makassar
Asdep Pengembangan Wisata Nusantara Kemenpar, Watie Moerany. (istimewa)
Rabu, 01 Juni 2016 09:03 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- Strategi Halal Tourism terus disebarluaskan ke pelaku bisnis pariwisata di negeri ini. Tidak hanya di Lombok, Aceh dan Sumatera Barat yang memang diproyeksikan oleh Kemenmar sebagai Halal Destination. Tetapi juga di daerah lain yang industrinya ingin memformat untuk mendapatkan label “halal” dan acceptable untuk wisatawan halal.

“Kali ini giliran di Makassar,” ujar Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Watie Moerany.

Bertempat di Hotel Aerotel, Makassar, Sulawesi Selatan, Kemenpar menggelar Sosialisasi Strategi Kerjasama Pemasaran Wisata Halal yang dilaksanakan tanggal 31 Mei 2016. Memang, sebagian besar resto, cafe, hotel di Makassar sudah menggunakan pendekatan Halal, tapi klaim atau stampel “halal” oleh lembaga yang berwenang itu dipentingkan oleh wisatawan yang sensitif dengan status itu.

”Pak Menteri Arief Yahya telah menciptakan tim percepatan wisata halal. Ini yang membuat kita semua bergerak lebih cepat, untuk sosialisasi ke para pelaku bisnis,” ujar Watie Moerany.

Menurut dia, ini merupakan sosialisasi keempat yang dilakukan oleh Kemenpar. Pertama, digelar di DKI Jakarta 10-12 Mei 2016, lalu Aceh 18-20 Mei 2016, Padang 23-25 Mei 2016, dan yang saat ini sedang berlangsung adalah Makassar 30 Mei hingga 1 Juni 2016. Untuk yang terakhir rencananya akan digelar di Bandung 2-4 Juni 2016.

”Saat ini yang ditetapkan dan dipilih serta diajak untuk menjadi destinasi yang mengolah potensi wisata halal adalah Aceh, Padang, Makassar, DKI dan Bandung. Nah sosialisasi ini giliran kami laksanakan di Makassar, semoga dampaknya baik untuk Makassar,” harapnya.

Kemenpar berjuang terus dengan mengundang semua pihak. Pihak-pihak yang diundang Kemenpar adalah semua lini Pariwisata dan insan Parwisata dengan tujuan agar semua rencana percepatan dapat terlaksana dengan baik. Undangan yang hadir diantaranya Direktur Politeknik, Ketua MUI, Ketua Badan Promosi Pariwisata Sulsel, Ketua PHRI Sulsel, Ketua Badan POM Sulsel, Ketua Pimpinan Media, pihak Kepolisian, Asita Sulsel, Asosiasi-asosiasi industri Pariwisata, manajer-manajer restoran di Sulses, pengelola objek wisata buatan maupun alam dan masih banyak lagi. ”Pergerakan wisatawan muslim di Indonesia sangat tinggi.

Untuk Wisnus di perjalanan tahun 2015 terjadi 255 juta perjalanan dan pengeluaran total Rp 203.61 Triliun. Karena memang Wisata halal kenaikannya 100 persen cepat, akan menjadi generator besar pendapatan di tahun 2020, jadi sangat besar potensinya,” jelas Watie.

Wisata halal ini merupakan terobosan atas segmentasi pariwisata yang prospeknya sangat menjanjikan. Indonesia adalah peringkat ke 30 di dunia dengan pemeluk agama Islam terbanyak, yaitu 87,18%.Menurut data Kemenpar, pengeluaran Wisatawan Muslim Nusantara pada tahun 2011 Rp 160, 3 Triliun, tahun 2015 Rp 179,2 Triliun. Pada tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami kenaikan sebesar 7% untuk rata-rata pertumbuhan capaian. Sedangkan pada tahun 2015 sampai dengan 2019 mengalami kenaikan sebesar 5% untuk rata-rata pertumbuhan target.

Watie menambahkan, bahwa profil pasar muslim Indonesia antara lain adalah, Muslim era baru sebanyak 16 %, muslim konservatif sebanyak 3 %, muslim liberal 12 %, muslim yang aktif 56 %, muslim yang hanya menjalankan ibadah 13 %.

”Dari analisa kajian tim percepatan pariwisata halal ini, maka tersusunlah strategi percepatan pariwisata halal yang yang akan disosialisasikan. Dan saat ini kami lakukan di Makassar,”ujar wanita yang ramah kepada wartawan itu.

Lebih lanjut Watie mengatakan, kegiatan yang digelarnya itu bertujuan untuk mensosialisasikan rekomendasi dari tim percepatan wisata halal yang arahnya digunakan sebagai rancangan kerjasama dengan para pelaku bisnis dan industri.”Sehingga target Pergerakan Wisatawan Nusantara di tahun 2016 sebesar 260 Juta dan pada tahun 2019 sebesar 275 Juta perjalanan dapat dicapai,” tandasnya. (*/dnl)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/