Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
21 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
21 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
22 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
23 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
21 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Kumpulkan Pejabat Eselon II di Kementerian, Presiden Jokowi Tegaskan Corporate Culture "Mirip WIN-Way"

Kumpulkan Pejabat Eselon II di Kementerian, Presiden Jokowi Tegaskan Corporate Culture Mirip WIN-Way
Presiden Joko Widodo. (net)
Selasa, 07 Juni 2016 19:51 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- Presiden Joko Widodo membuat langkah strategis dalam membangun corporate culture di lingkungan pemerintahan. Seluruh pejabat Eselon II Kementerian, Lembaga dikumpulkan di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Selasa 7 Juni 2016. Mirip Rakornas Kemenpar di JCC Senayan lalu, saat Menpar Arief Yahya mensosialisasikan jurus WIN-Way, Wonderful Indonesia Way. Atau "cara memenangi" pertarungan.

Kalau Itu Menpar mengemas dalam konsep "Great Spirit Grand Strategy" untuk menyamakan semangat, membangun kebersamaan dan menciptakan 3S, Solid, Speed, Smart pada jajaran SDM kepariwisataan. Sasarannya, pentahelix stakeholder yang meliputi Academition, Business, Community, Goverment dan Media, disingkat ABCGM.

"Kami sangat mengerti, saat ini Presiden Jokowi juga membutuhkn komitmn yang sama pada jajaran Eselon II nya," ungkap Arief Yahya, Menpar.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi menegaskan kepada para pejabat kementerian dan lembaga pemerintahan bahwa seluruh gerak dan langkah yang dilakukan harus memiliki kesamaan visi mulai dari pusat hingga ke daerah. "Saya ingin kembali menegaskan bahwa gerak dan langkah kita semua harus padu, harus satu, solid, satu garis, dari atas sampai ke bawah," tegas Presiden saat membuka sambutannya.

Mantan Gubernur DKI itu menginstruksikan agar semua aparatur pemerintahan dapat berlari cepat menyongsong perubahan dunia yang menurut Presiden juga sangat cepat. Istilah di WIN-Way Arief Yahya adalah speed, karena bukan yang besar melibas yang kecil, tetapi yang cepat menyalip yang lambat. Apalagi di era digital yang semuanya berpacu melawan waktu.

"Setiap hari berubah, setiap menit berubah, setiap detik berubah. Perubahan seperti itu harus kita antisipasi juga dengan sebuah kecepatan dalam bekerja, lincah dalam bekerja, berlari cepat dalam bekerja," masih kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, kecepatan dalam bekerja tersebut sangat dibutuhkan mengingat efektivitas pelaksanaan implementasi dari setiap kebijakan yang dibuat pemerintah bergantung pada peranan para aparatur pemerintahan, termasuk para pejabat eselon II. Oleh karenanya, Presiden mengharapkan kepada peserta RKP untuk segera meninggalkan pola-pola lama dan mengubahnya ke arah yang lebih baik.

"Kalau yang menggerakkan ini benar, kecepatan itu pasti akan ada. Tetapi kalau yang menggerakkan ini belum berubah, masih menggunakan cara-cara lama, akan sulit bagi negara ini untuk berubah," tambah Presiden.

Istilah Menpar Arief Yahya saat itu adalah CEO Commitment, atau kejelasan sikap Bupati, Walikota, Gubernur yang menjadi Bos-bos di daerahnya. Kalau mereka serius, committed, tidak ada yang tidak bisa jalan, contohnya sudah banyak. Begitupun sebaliknya. Presiden Jokowi juga menyebut dengan kata-kata: Fokus pada Pekerjaan dan berorientasi pada Hasil! Bukan proses, apalagi mengikuti alur birokratisasi yang lambat.

Dalam kesempatan tersebut Presiden kembali mengingatkan tentang program-program prioritas nasional yang saat ini sedang berjalan. Untuk dapat meningkatkan efektivitas dari implementasi program tersebut, Presiden menekankan kepada peserta RKP untuk mampu menyusun prioritas serta fokus pada pekerjaannya.

"Tidak usah semuanya dikerjakan sekaligus. Kita ingin prioritas, kita ingin fokus, tapi hasilnya dapat dilihat dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Ini yang harus kita ubah," tegas Presiden. Istilah Menpar Arief Yahya di JCC waktu itu adalah Quick Win, menciptakan bukit-bukit kemenengan untuk 3C, yakni calibration, confidence, dan credibility.

Saat ini, Pemerintah sudah tidak lagi berprinsip pada money follow function tapi money follow program. “Programnya apa itu yang harus difokuskan,” ujar Presiden.

Lebih jauh, Presiden Joko Widodo menekankan agar setiap pekerjaan yang dilakukan berorientasi pada hasil, bukan hanya sekedar memenuhi prosedur. Sebab menurutnya, saat ini jajaran pemerintah sudah terlalu lama berorientasi hanya pada prosedur. Akibatnya, seringkali hasil yang diperoleh di lapangan tidak maksimal.

"Orientasilah pada hasil. Kita sudah terlalu lama orientasinya selalu prosedur. Buang itu! Prosedur harus dilalui? Iya. Tapi kalau berorientasi pada hasil, prosedur pasti akan mengikuti. Kalau cara-cara ini kita kerjakan, saya yakin kita akan berubah menjadi lebih baik," tutup Presiden, yang dalam istilah WIN-Way disebut smart.

Tiga poin, Solid, Speed, dan Smart itu sudah dijadikan WIN-way, cara atau jurus untuk memenangi pertarungan yang kian mengglobal. Sebagaimana IBM, GE, Astra, Microsoft, mereka punya jurus, yang biasa disebut corporate culture, pemerintahan Presiden Jokowi pun menekankan great spirit itu ke level eselon II. (*/dnl)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/