Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
8 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
5 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
5 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
28 menit yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Rahma Oyana, Atlet Aceh Tengah Segudang Prestasi yang Terbaikan

Rahma Oyana, Atlet Aceh Tengah Segudang Prestasi yang Terbaikan
Rahma Oyana bersama orang tuanya
Selasa, 02 Agustus 2016 10:15 WIB
Penulis: Syamsul Bahri
TAKENGON - Menjelang pergelaran Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) XV Kanwil Kemenag Provinsi Aceh di Kabupaten Aceh Tengah pada 4 Agustus mendatang, ada hal menarik yang perlu dikupas. Persoalan ini menyangkut kurang perhatiannya Pemerintah terhadap salah satu atlet berprestasi.

Namanya, Rahma Oyana (20), putri bungsu dari tukang penarik becak Muhammad AR dan Rahma. Lahir dari keluarga kurang mampu di Asir-asir Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, Rahma tumbuh menjadi putri yang berbakat dan menoreh berbagai mendali di even-even pekan olahraga, tentunya mewakili Kemenag daerah.

Mahasiswa semester V Jurusan Penjas Kesehatan, FKIP, Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh itu memiliki bakat di bidang atletik.

Prestasi Rahma Oyana berawal dari keikutsertaannya pada Porseni ke XIII Kemenag Aceh di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara pada 2012 silam. Saat itu, Rahma mendulang satu mendali emas di cabang atletik.

Kemudian kesempatan selanjutnya, Rahma mewakili Aceh tampil di even Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) Nasional tahun 2013 di Malang Jawa Timur.

Dengan perjuangan super berat, sampai kakinya luka dan berdarah karena tidak menggunakan sepatu, akhirnya impian untuk mengharumkan nama daerah tercapai, gadis ini mempersembahkan satu mendali emas.

Lalu pada Pekan Olahraga Pelajar (Popda) ke XIII di Kota Lhokseumawe tahun 2014, siswi MAN 2 Takengon yang dikenal pantang menyerah ini menyabet dua mendali sekaligus yaitu emas dan perak.

Sementara pada Pekan Olah Raga Aceh (Pora) ke XII di Aceh Timur tahun 2014, Rahma pindah haluan seiring kekecewaannya pada Pemkab Aceh Tengah. Waktu itu, dia terpaksa bernaung di bawah bendera Kota Banda Aceh. Tak tanggung-tanggung juga, mendali emas dan perak berhasil digondolnya.

"Waktu Pora di Aceh Timur, saya berangkat atas nama Kota Banda Aceh. Saya tidak berangkat mewakili Aceh Tengah, karena saya kecewa," ujar Rahma.

Kekecewaannya, meski berhasil mengharumkan nama daerah khususnya Aceh Tengah, Rahma mengaku tidak mendapatkan yang seharusnya didapatkan seorang atlet berprestasi. Dia cuma pernah mendapatkan dari Kanwil Kemenang Aceh berupa bonus sebesar Rp3 juta atas persembahan mendali emas pada ajang AKSIOMA.

Sementara prestasi lain yang pernah dipersembahkan, Rahma tidak mendapatkanya, khususnya dari Aceh Tengah.

Hal lain paling menyakitkan baginya, ketika seleksi atlet cabang atletik untuk Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) IX di Bangka Beltung tahun 2015, nama Rahma tidak dilibatkan.

"Tanpa ada pemberitahuan dan tanpa ada alasan, panitia tidak mencantumkan nama saya, malah memanggil atlet yang hanya mampu meraih mendali perak di tingkat Pora. Sementara saya meraih mendali emas tidak panggil untuk seleksi," ujarnya.

Sementara tarkait Porseni XIII oleh Kanwil Kemenag Aceh, Rahma menyebutkan, atlet berprestasi tidak ada pembinaan. Hal seiring dialaminya setelah Porseni Aceh Tenggara meski dia mendapatkan mendali emas.

Kepala Kanmenag Aceh Tengah, Amru melalui Sekretaris Kontingen, Abdul Rahman kepada GoAceh, Senin (1/8/2016) mengatakan, Porseni adalah even kegiatan Kemenag setingkat Provinsi Aceh dan tidak ada jenjang menuju even nasional. Bahkan even ini sifatnya lebih kepada ajang silaturahmi, bukan perlombaan.

"Porseni merupakan ajang silaturahmi antar peserta didik dan para pendidik jajaran Kankemenag se Provinsi Aceh. Tidak tindak lanjut di tingkat Nasional, dan kita hanya memberikan uang semampu kita bagi pemenang, bukan pembinaan," ujarnya.

Sementara Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abu Bakar alias Abu Razak, ketika dikonfirmasi via telepon seluler terkait masalah ini mengaku akan mengevaluasinya ke Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).

"Saya belum dengar masalah ini, dan saya akan segera berkordinasi dengan Pengprov terkait dalam waktu dekat ini," ujar Abu Razak.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Aceh, GoNews Group, Olahraga
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/