Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
Olahraga
20 jam yang lalu
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
2
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Umum
18 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
3
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Umum
17 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
4
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
18 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
5
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
Olahraga
17 jam yang lalu
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
6
Utut Minta Pecatur Indonesia Manfaatkan Peluang di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Utut Minta Pecatur Indonesia Manfaatkan Peluang di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Home  /  Berita  /  Sulawesi Selatan
PON XIX Jawa Barat 2016

Waduh, Kericuhan Kembali Terulang, Manajer Menembak Sumsel Sebut Alat Pengitungan Skor di Jabar Kampungan dan Proyek 'Gila'

Waduh, Kericuhan Kembali Terulang, Manajer Menembak Sumsel Sebut Alat Pengitungan Skor di Jabar Kampungan dan Proyek Gila
Kericuhan di Venue Menembak PON Jabar. (GoNews.co/Azhari)
Kamis, 22 September 2016 18:59 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Suasana ricuh terjadi di venue menembak Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar 2016 di Cimahi, Kamis (22/9) siang. Buruknya kualitas alat penghitung skor yang disiapkan oleh panpel menjadi keluhan dan menimbulkan kerusuhan.

Pelatih menembak Sumsel, Saptono sendiri mengatakan kejadian rusaknya alat penghitungan yang sudah terjadi kedua kalinya selama pelaksanaan PON XIX Jabar sangat mencoreng pelaksanaan pertandingan.

"Kemarin Sumsel sudah mengalaminya di bagian putra, dan hari ini terjadi lagi di nomor 50M Prone Women putri. Atlet andalan kita Maharani Ardi yang sudah menembak sekitar 30 peluru di ban 18 diminta pindah ke ban 1 karena sistemnya rusak," jelasnya.

Menurutnya, kejadian ini jarang ditemui, bahkan di PON Kaltim 2012 lalu tidak terjadi. "Biasanya jika atlet sudah menembak maka hasilnya akan otomatis bisa dilihat, sekarang dengan sistem manual. Tentu ini akan sangat bisa terjadi kesalahan," ketusnya.

Sementara itu, cibiran keras terkait bobroknya pelaksanaan pertandingan cabor menembak datang dari manajer Kaltim, Sarwono Hidayat. "Alatnya kampungan, PON Jabar ini proyek gila. Kami menolak penghitungan dengan sistem manual, seharusnya mereka melihat bagaimana alat yang ada di Kaltim, DKI Jakarta atau Sumsel. Ini kejuaraan nasional, kalau seperti ini seperti kelas kacangan," ketusnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Olahraga, Jawa Barat, Sulawesi Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/