Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
15 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
16 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
15 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
15 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Meski Sudah Berusia 95 Tahun, Kakek ini Rela Jualan Tahu Hingga Jelang Subuh, Meski Untungnya Cuma Rp16 Ribu

Meski Sudah Berusia 95 Tahun, Kakek ini Rela Jualan Tahu Hingga Jelang Subuh, Meski Untungnya Cuma Rp16 Ribu
Kakek Zubair saat menjajakan tahunya. (foto: Kompas)
Rabu, 09 November 2016 14:47 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Usianya sudah renta, demikian pula dengan fisiknya. Namun, sore itu, kakek Zubair (95), warga Dusun Klanceng, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyusuri jalan raya sambil memikul jualannya.

Sesekali dia beristirahat sambil mengusap peluh yang bercucuran dari dahinya. "Guleh ampon seppo, Nak, sakeng e jekajeh terus ajuelen kaangguy kabotoan (saya sudah tua, Nak, tetapi saya harus terus berjualan untuk kebutuhan hidup sehari-hari),” ujarnya, Selasa (8/11/2016) sore.

Sudah lama Zubair menjadi penjual tahu keliling. Bahkan, dia mengaku lupa berapa lama sudah berjualan.

''Poloan tahon ampun nak ajuelen, enggi ajelen sokoh kauleh, ampon mulai lambek ajelen (sudah puluhan tahun, Nak, saya berjualan, ya jalan kaki saya kalau jualan, jadi sudah dari dulu jalan kaki),” ujarnya dengan tersenyum.

Setiap harinya, Zubair berangkat berjualan tahu goreng sekitar pukul 15.00 WIB, dan baru pulang ke rumahnya pukul 01.00 WIB dini hari.

''Saben are biasanah lastareh shalat ashar, guleh berangkat ajejeh tahu, paleman sampek ka compok pokol 1 malem (biasanya setiap hari, sesudah shalat ashar saya berangkat berjualan tahu, dan baru pulang dan tiba di rumah sekitar pukul 01.00 dini hari),'' ujarnya.

Jarak yang bisa ditempuh Zubair saat berjualan keliling setiap harinya sekitar 40 kilometer. ''Ya, saya jalan kaki sambil memikul dagangan tahu ini,'' katanya dengan bahasa daerah.

Jika tahunya terjual habis, Zubair hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp 16.000. Dia hanya mengambil keuntungan Rp 200 dari satu tusuk yang berisi tiga tahu.

''Tidak masalah, Nak, meskipun hasilnya sedikit tetapi barokah dan halal. Daripada banyak tetapi tidak barokah, buat apa,'' ujarnya.

Tahu yang dijual Zubair bukanlah milik sendiri, melainkan milik juragannya. Dia hanya menjajakan tahu tersebut dengan sistem setoran.

''Saya setor Rp 800 ke pemilik tahu. Makanya saya jual Rp 1.000, jadi saya ambil hasil Rp 200,'' paparnya.

Pernah, lanjut dia, saat dia berjualan, turun hujan deras, dan cukup lama. Akhirnya, tahu yang dia jual sama sekali tidak laku. ''Deras sekali hujannya, dan tidak ada pembeli. Akhirnya saya kembalikan kepada juragan saya,'' kenangnya.

Zubair hanya berharap, pada usianya yang semakin renta, ia selalu diberi kesehatan dan panjang umur.

''Saya tidak berharap apa-apa, saya hanya meminta kepada Allah agar selalu diberi kesehatan dan umur panjang, itu sudah cukup,,'' tuturnya. ***

Sumber:kompas.com
Kategori:Jawa Timur, DKI Jakarta, Ekonomi, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/