Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Umum
23 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
2
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
23 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
3
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
Olahraga
22 jam yang lalu
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
4
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Umum
23 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
5
Kolovos Hafal Lagu Anak-anak Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Kolovos Hafal Lagu Anak-anak Indonesia
6
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Umum
23 jam yang lalu
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Begini Kisahnya Sebelum Jambu Madu Booming di Tanah Air.

Begini Kisahnya Sebelum Jambu Madu Booming di Tanah Air.
Sunardi menunjukkan jambu madu yang dibudidayakannya.
Sabtu, 19 November 2016 15:33 WIB
Penulis: Nanda
BINJAI-Siapa yang tak kenal jambu madu. Jambu bewarna hijau lonjong mirip lonceng itu mudah ditemukan dijalanan hingga di pusat perbelanjaan di wilayah Sumatera Utara sekitarnya. Kini pohonnya  pun hampir ada di tiap tiap rumah penduduk. Tapi tahukah Anda siapa pertama sekali yang mempopulerkan jambu madu hingga jambu yang memiliki rasa manis legit itu terkenal ke berbagai pelosok negeri?

Adalah Sunardi (45) warga Desa Paya Roba, Binjai. Beberapa waktu lalu saat gosumut bertandan ke rumahnya nan asri, Sunardi mengisahkan kisah hidupnya, hingga bagaimana jambu yang kini resmi bernama Jambu Air Deli Hijau menjadi begitu populer yang bahkan namanya pun sudah masuk dalam sertifikat sebagai jambu air asal Sumatera Utara.Dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 048/ Kpts/ SR.120/ D.2.7/ 5/ 2013 tentang Tanda Daftar Varietas Tanaman Hortikultura yang ditanda tangani oleh atas nama Menteri Pertanian (Mentan).

Jauh sebelum Sunardi menjadi penangkar bibit, ia adalah seorang petani palawija, mengikuti jejak orang tuanya yang bermata pencaharian petani. “Masa itu sangat susah. Saya bertani padi, sayur juga, tapi hasilnya hanya cukup untuk makan,”kenangnya.

Dalam keadaan sulit, Sunardi tidak patah semangat. Ia selalu merasa ingin tahu setiap perkembangan tentang agribisnis. Salah satu cita citanya adalah menjadi penangkar benih. Tapi  niatnya terhambat karena ia tidak punya modal.

Demi mencari bibit buah, ia menjadi pemulung yang mengorek ngorek sampah untuk mencari bibit bibit buah untuk disemai. "Saya datang siap solat subuh sebelum datangnya mobil pengangkut sampah dengan keranjang bambu di punggung saya,”kenangnya. Pria tamatan Teknik Mesin Otomotif ini gigih mempelajari tentang cara budidaya tanaman yang dilakukan dengan metode stek, okulasi dan lainnya.

Hingga suatu ketika, jambu yang dulunya disapa jambu Thailand mulai hadir di kota Medan. "Kala itu harganya sangat mahal. Jadi jambu madu ini hanya populer dikalangan orang berduit saja,"ceritanya.

Sunardi merongoh kantongnya, membelinya dan diam diam mengembangkannya.  hingga si jambu menuai hasil dengan buah yang lebat dan rasa yang manis. Ia pun mulai  menjual batang jambu hasil budidayanya dengan harga yang juga cukup bersaing. Perlahan ekonominya pun semakin membaik.
Tak disangka dari sinilah cikal bakal sejarah jambu madu, hingga ia selalu ditanam di rumah rumah penduduk.

Editor:Sisie
Kategori:GoNews Group, Ekonomi, Umum, Sumatera Utara
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/