Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
8 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
8 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
5 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
3 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
4 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
3 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ternyata Orang Binjailah Yang Pertama Kali Populerkan Jambu Madu. Kisahnya Sungguh Mengharukan.

Ternyata Orang Binjailah Yang Pertama Kali Populerkan Jambu Madu. Kisahnya Sungguh Mengharukan.
Jambu Sukma
Sabtu, 19 November 2016 15:41 WIB
Penulis: Nanda

BINJAI-Keberhasilan Sunardi dalam mengembangkan jambu madu menarik perhatian tetangga di sekitarnya. Bukannya takut disaingi, Sunardi malah dengan suka rela membagi ilmunya secara gratis. Ia berharap ilmu yang ditularkannya bisa mendatangkan rezeki bagi warga disekitarnya tempat berdomisili, yakni di Desa Paya Roba, Kabupaten Binjai.

Semakin royal Sunardi  ia terhadap ilmunya, semakin melejit juga rezekinya. Tahun 1996 Sunardi mendirikan penangkaran benih resmi dengan nama CV Mulia Tani.  Dibalik itu diam diam warga disekitar lingkungannya semakin banyak mengikuti jejaknya untuk menjadi penangkar benih. Kini  360 KK lebih warga  Desa Paya Roba, 60% mata pencaharian mereka adalah  menjadi penangkar benih.

Seiring memajukan usaha, ia juga semakin membuka diri terhadap lingkungan disekitarnya. Tahun 2008 Sunardi membuat pembinaan di masyarakat. Ia membentuk komunitas yang terdiri dari mantan narapidana, pemakai narkoba hingga pemuda putus sekolah untuk dididik menjadi penangkar benih.

“Mantan narapidana dan mantan pemakai narkoba tidak bisa diajak hidup susah.Saya cari solusi mencari kegiatan yang menghasilkan. Saya pilih jambu karena saat itu jambu sedang mulai tren. Mengembangkannya pun tidak perlu lahan yang luas karena bisa ditanam di dalam pot,”paparnya.

Ada 17 jenis jambu yang dikembangkannya kala itu. Tapi ia lebih fokus pada jambu deli hijau dan jambu sukma merah. Sunardi juga memiliki cara unik dalam melakukan pembinaan. “Saya membentuk semacam arisan dengan anggota 36 orang. Setiap perkumpulan seminggu sekali masing-masing anggota harus setor Rp100ribu.  Siapa yang giliran narik ia tidak dikasih uang, tapi juga dibelikan benih tanaman. Karena saat itu pasar sedang tren jambu hijau,kita pilih jambu hijau karena mudah memasarkannya,”ucap Sunardi.

Saat itu pasar jambu hijau yang konon berasal dari Taiwan itu masih beredar di kalangan masyarakat menengah atas karena harganya yang masih sangat mahal. Selain membantu budidaya,Sunardi turut membantu dalam hal pemasaran.

“Kala itu saya pun kewalahan juga dengan banyaknya order benih. Tidak hanya dikawasan Sumatera Utara saja, pemesannya dari Aceh hingga Pekan Baru,”jelasnya.

Sunardi membagikan proyeknya kepada para anggota tanpa dikutip persenan sama sekali. “Saya membiarkan mereka sendiri yang mengurus pelanggan, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan saya,”jelasnya.

Sunardi sukses membantu binaannya yang kesemuaannya menjadi penangkar benih. Seiring dengan itu, jambu hijau pun semakin booming dipasaran dan batang cangkoannya bisa dinikmati oleh setiap kalangan karena harganya dijualnya semakin  terjangkau.

Seiring dengan itu, nama Sunardi pun semakin dikenal. Batang jambunya boleh saja turun, yakni bisa diperoleh perbatangnya dengan harga Rp15ribu perbatang. Tapi buah jambunya tetap saja mahal, dengan harga yang tidak kurang dari Rp25ribu perkilonya di tangan pelanggan.

Kini, selain tanaman Sunardi sedang mengembangkan domba. Ia tetap dengan kegiatan membina kelompok petani dengan harapan kesuksesan itu bisa dinikmati bersama.

“Moto saya adalah sebaik baik manusia itu adalah yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Kita tidak perlu takut membagi ilmu. Ilmu semakin dibagi maka ia akan semakin bertambah,”ucapnya menutup pembicaraan.

Editor:Sisie
Kategori:GoNews Group, Ekonomi, Umum, Sumatera Utara
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/