Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
Olahraga
22 jam yang lalu
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
3
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
12 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
4
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
11 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Cerita Sedih Eks Satpam yang Terpilih Jadi Presiden, Tak Bisa Hadiri Pemakaman Putranya yang Tewas Digigit Anjing

Cerita Sedih Eks Satpam yang Terpilih Jadi Presiden, Tak Bisa Hadiri Pemakaman Putranya yang Tewas Digigit Anjing
Presiden Terpilih Gambia Adama Barrow. (liputan6.com)
Selasa, 17 Januari 2017 10:31 WIB
BANJUL- Meski sudah terpilih sebagai Presiden Gambia, ternyata tidak mudah bagi Adama Barrow untuk menduduki haknya itu. Sebab, Yahya Jammeh, petahana yang dikalahkannya, tidak mau menyerahkan kekuasaan.

Di tengah kesusahannya merebut kursi kepresidenan yang sudah menjadi haknya itu, kini Adama Barrow dan keluarganya ditimpa kemalangan pula.

Seperti dikutip dari BBC, Selasa (17/1/2017), putranya yang baru berusia 8 tahun meninggal dunia setelah digigit anjing pada Minggu, 15 Januari 2017.

Habibu Barrow, nama bocah itu, dilaporkan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit di Manjai, yang tak jauh dari ibu kota Gambia, Banjul.

"Putra presiden terpilih Barrow, Habibu, meninggal dunia kemarin malam (Minggu) setelah digigit anjing," kata sumber dari pihak keluarga seperti dikutip dari situs ENCA.

Tak ada penjelasan rinci soal kejadian yang menimpa anak kelima Barrow itu.

Almarhum dimakamkan di Kanifing, pinggiran Kota Banjul, yang dilangsungkan Senin, 16 Januari 2017. Pemakaman dihadiri ratusan pelayat.

Sayangnya, Barrow tak bisa menghadiri pemakaman putranya itu. Ia disarankan tetap berada di Senegal demi keamanannya.

Barrow memenangkan pemilu tahun lalu, tapi Presiden Yahya Jammeh menolak hasil tersebut dan tak rela lengser dari jabatannya.

Organisasi regional, Economic Community Of West African States (ECOWAS), memintanya tetap berada di Senegal hingga Kamis, saat yang dijadwalkan untuk pelantikannya. Lembaga tersebut juga sedang mempertimbangkan intervensi militer untuk memaksa Jammeh meninggalkan jabatannya.

Sejumlah petugas menghitung kelereng yang akan digunakan untuk pemilihan Presiden Gambia di distrik Tallinding, Serekunda, Gambia (30/11). Mekanisme pemungutan suaranya hampir sama dengan negara demokrasi lainnya. (AFP/Marco Longari)Jammeh meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan pelantikan Barrow. Permintaannya ditepis Ketua MA.

Seperti dikutip dari Guardian, dari Senegal, Barrow mengeluarkan pernyataan. Dengan tegas ia mengatakan akan dilantik "di tanah Gambia" pada Kamis, 19 Januari 2017.

"Kemudian ia akan bekerja membalikkan kerusakan serius yang disebabkan oleh 22 tahun pemerintahan (Jammeh) yang tak bekerja," ujar juru bicaranya. 

Eks Satpam Jadi Presiden

Adama Barrow adalah seorang pengusaha properti. Ia merupakan nama yang cukup baru di perpolitikan Gambia. Dirinya lahir di desa kecil dekat Kota Basse di 1965.

Pada awal 2000-an, Barrow memutuskan pindah ke London. Di ibu kota Inggris tersebut ia bekerja sebagai satpam di supermarket Argos.

Ia kembali ke Gambia pada 2006. Mulai tahun itu hingga sekarang, Barrow membangun bisnis propertinya.

Pada 2016, Barrow memberanikan diri melawan Jammeh di Pemilu Gambia. Dengan sokongan enam partai oposisi, akhirnya pria 51 tahun tersebut berhasil mengalahkan Jammeh.

Menurut surat kabar Gambia, The Point, Barrow adalah seorang muslim taat. Ia dilaporkan menikah dengan dua istri dan memiliki lima anak.

Jammeh si Tangan Besi

Sementara Jammeh, berkuasa di Gambia melalui suatu kudeta pada 1994. Ia memerintah dengan tangan besi disertai sikap represif dan diduga tak segan untuk menginisiasi suatu pembunuhan.

Pemimpin yang minta dipanggil sebagai "Yang Mulia" ini diketahui pernah menembaki para pengunjuk rasa damai.

Ia bahkan pernah mengeluarkan tuntutan kepada para homoseksual agar meninggalkan negeri dalam waktu 24 jam atau dipenggal.***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Politik, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/