Debat Publik Pilwako Pekanbaru 2017, Paslon Firdaus-Ayat 'Diserang' Kasus Sampah dan Kota Madani
Penulis: Fahrul Rozi
Pertanyaan pertama dilontarkan pasangan nomor urut 1 Syahril-Said Zohrin. Syahril mempertanyakan soal perubahan slogan kota Pekanbaru dari Bertuah menjadi Kota Madani. "Apa alasan merubah Kota Bertuah menjadi Kota Madani, apa yang salah dari Kota Bertuah?," kata Syahril.
Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Firdaus dengan mengatakan bahwa visi dan misi Paslon Firdaus-Ayat Cahyadi membangun Kota Madani adalah untuk mengembangkan sumberdaya manusia yang religius dan bertaqwa.
"Namun, Kota Madani bukan untuk merubah ikon Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah. Makna ini adalah visi dan misi pasangan kami sejak Pilkada sebelumnya," kata Paslon nomor urut 3 itu.
Sementara itu Paslon nomor urut 2 Herman Nazar-Deviwarman mempertanyakan terkait persoalan perubahan sistem pengelolaan sampah di Pemerintah Kota Pekanbaru. Akibatnya, sistem ini menggagalkan Kota Pekanbaru mendapat prediket peraih Piala Adipura berturut-turut.
"Selama masa Walikota Herman Abdullah dulu, saya dipercaya mengelola sampah, Pekanbaru berhasil mendapatkan Adipura hingga 7 kali berturut-turut. Tapi pada saat bapak, sistem dirubah, apa yang salah dengan sistem sebelumnya," tanya Herman Nazar.
Mendapat serangan dengan kasus yang sempat menjadi isu nasional pada 2016 lalu, Firdaus tampak agak kewalahan. Namun Ia mengatakan, apa yang terjadi saat Herman Nazar mengelola Dinas Kebersihan sangat jauh berbeda dengan keadaan saat ini.
"Dulu camat-camat berbeda dengan camat saat ini. Sistem itu sangat jauh, sehingga kami mengelolanya dengan sistem kerja sama ke pihak ketiga," jawab Firdaus.
Herman Nazar juga sempat mempertanyakan mangkraknya pembangunan pasar Cik Puan yang diakibatkan tidak didukung oleh. Pemerintah Provinsi Riau kepada Paslon nomor urut 4 Ramli-Irvan Herman.
"Bapak itukan dulu mantan Kepala Bappeda Riau. Kalau menurut Pemko, tidak dibangun pasar ini karena tidak didukung Pemprov. Apa sebenar masalahnya?," tanya dia.
Pertanyaan Herman Nazar kesempatan bagi Ramli untuk 'menyerang' Firdaus-Ayat Cahyadi. Ia mengatakan, selama ini pasar tersebut sudah berdiri pondasi dari zaman Walikota Herman Abdullah.
"Tapi saat kepemimpinan baru, proyeknya tidak dilanjutkan, sehingga terbengkalai. Saya kira Pemprov Riau memberikan dukungan besar, tapi Pemko yang tidak merespon dengan baik. Sehingga pasar yang harusnya mensejahterakan masyarakat, pedagang terlantar di TPS," sampai dia.
Baca Juga: Debat Pilkada Kota Pekanbaru Tidak Terlalu Menggairahkan Pemilih untuk Menonton
Sedangkan pasangan nomor urut 5 dari awal sudah memaparkan visi misi untuk tidak merubah motto Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah tanpa mengganti dengan sebutan lainnya. Menurut Dastryani-Said, kata Bertuah adalah simbol yang tidak bisa dibuang dari berdirinya kota tersebut.***
Kategori | : | GoDrone |