Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
8 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
8 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
8 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
7 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
8 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
7 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Soal Lintah dan Kutu di Danau Toba, Komisi X DPR: Harusnya Kemenpar Turun Tangan

Soal Lintah dan Kutu di Danau Toba, Komisi X DPR: Harusnya Kemenpar Turun Tangan
Anggota Komisi X DPR RI, Dadang Rusdiana. (dok. Pribadi)
Jum'at, 24 Februari 2017 16:26 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Terkait adanya informasi serbuan kutu dan Lintah di kawasan Danau Toba yang sudah masuk projek Kementerian Pariwisata sebagai Destinasi "10 Bali Baru", Komisi X DPR RI berharap pihak Kementerian Pariwisata turun langsung dan mengeceknya.

"Makanya di Kemenpar itu kan ada deputi kelembagaan yang diantaranya diarahkan pada pengembangan kesadaran para kelompok masyarakat, yang dikenal dengan kelompok sadar wisata ( pokdarwis ), mereka harusnya turun langsung," ujarnya kepada GoNews.co, Jumat (24/2/2017) di gedung DPR RI, Senayan Jakarta.

Pasalnya kata dia informasi terkait adanya lintah dan kutu di Danau Toba, penyebabnya adalah kurangnya kebersihan danau itu sendiri.

"Jadi warga masyarakat di sekitar tempat harus berpastisipasi dan terlibat dalam penataan destinasi wisata. Sektor apapun termasuk sektor wisata tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja," tukasnya.

Maka kata dia, selain pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dengan pemerintah daerah, masyarakatpun harus menyadari pentingnya sektor wisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Maka hendaknya masyarakat juga bersama-sama pemerintah menjaga keindahan dan kelestarian destinasi wisata. Kebersihan itu harga mati. Sehingga, dengan demikian para pengunjung bisa betah dan jumlahnya akan terus bertambah datang ke Pulau Samosir yang nantinya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Danau Toba adalah merupakan objek wisata di Kabupaten Samosir yang banyak dikunjungi para turis. Namun yang disayangkan, kebersihan di tepi pantai atau di objek-objek wisata masih belum terjaga, dimana masih terdapat limbah-limbah masyarakat yang masih dibuang ke Danau Toba.

Aktivitas masyarakat ke Danau Toba seperti mencuci dan memandikan kerbau masih tinggi, apalagi kondisi kemarau yang berkepanjangan membuat masyarakat bergantung sepenuhnya ke air danau.

Parahnya lagi, belum lama ini tingkat pencemaran air Danau Toba semakin parah. Beberapa warga di Kabupaten Samosir menyambut baik dilaporkannya PT Aquafarm dan PT Suri Tani Pemuka kepada Polda Sumatera Utara atas dugaan tindak pidana pencemaran lingkungan khusususnya pencemaran air Danau Toba oleh Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) yang dilaporkan belum lama ini.

Pencemaran air di Danau Toba semakin parah. Lewat beberapa informasi yang ada di media dalam beberapa hari terakhir, air Danau Toba disinyalir terdapat kutu dan lintah yang membahayakan wisatawan yang kebetulan akan mandi disana.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/