Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
12 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
6 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
7 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
11 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Larang Shalatkan Jenazah Pendukung Ahok, Pengurus Masjid Al-Jihad: Ini Syariat Islam, Tak Ada Kaitan dengan Politik

Larang Shalatkan Jenazah Pendukung Ahok, Pengurus Masjid Al-Jihad: Ini Syariat Islam, Tak Ada Kaitan dengan Politik
Pengurus Masjid Al Jihad Karet, Setiabudi, Jakarta Pusat membentangkan spanduk anti mensalati umat Islam yang terang-terangan mendukung penista agama. (tempo.co)
Sabtu, 25 Februari 2017 11:41 WIB
JAKARTA - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau pengurus Masjid Al-Jihad, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Pusat, membuat kebijakan melarang menshalatkan jenazah orang Islam yang mendukung terdakwa kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama.

''Ini karena mengikuti syariat Islam, tidak ada kaitannya dengan politik,'' kata Sekretaris DKM Masjid Al-Jihad, Yayat Supriatno saat ditemui pada Jumat, 24 Februari 2017, seperti dikutip dari tempo.co.

Yayat bersama pengurus Masjid Al-Jihad membentangkan spanduk bertuliskan 'Masjid Ini Tidak Mensholatkan Jenazah Pendukung & Pembela Penista Agama'. Spanduk itu dibentangkan di depan masjid sisi kiri dan kanan. Mereka memasang itu sejak Selasa malam, 21 Februari 2017.

Spanduk itu kemudian viral di media sosial sehari setelahnya, setelah seseorang memposting via media sosial. Postingan itu menimbulkan pro-kontra. Yayat maklum, tidak semua orang paham dengan kebijakan masjid tersebut.

Pengurus DKM Masjid Al-Jihad, Hasan Basri menceritakan latar belakang kebijakan kontroversi itu. Dia menganggap orang yang mendukung terdakwa penista agama, Ahok sebagai seorang munafik.

''Kami dengan rasa kasih sayang mengimbau melarang memilih pemimpin dari golongan Nasrani dan Yahudi, dan mereka adalah orang munafik seperti Surat An-Nisa dan di At Taubah,'' ucap Hasan.

Mereka menganggap orang yang munafik tidak perlu dishalatkan sesuai dengan perintah Alquran. Hasan dan Yayat sepakat bahwa siapapun umat Muslim yang terang-terangan mendukung Ahok tidak akan dishalatkan di masjid tersebut. Keputusan ini telah disepakati pengurus masjid dan masyarakat setempat.

Kata Hasan, kebijakan ini telah diberlakukan di 8 masjid di kawasan Setiabudi. Kata dia, ada 3 masjid di kawasan Setiabudi yang membentangkan spanduk larangan mensalati orang Islam pendukung Ahok. Mereka tidak akan menshalatkan orang yang terang-terangan mendukung Gubernur Ahok.

''Ini bukan masalah pilkada, tapi intinya kami menolak penista agama jadi pemimpin kami,'' tutur dia. Hasan mengaku siap menghadapi pro-kontra akibat keputusan tersebut. Sejauh ini ada banyak tekanan yang menimpa mereka. Termasuk tekanan di media sosial.***

Editor:hasan b
Sumber:tempo.co
Kategori:GoNews Group, Umum, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/