Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
Olahraga
22 jam yang lalu
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
2
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Umum
20 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
3
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
20 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
4
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Umum
20 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
5
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
Olahraga
19 jam yang lalu
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
6
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Umum
19 jam yang lalu
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Pemerintah Aceh Diminta Rumuskan Aturan Terkait Bahan Baku Pertanian

Pemerintah Aceh Diminta Rumuskan Aturan Terkait Bahan Baku Pertanian
Peserta penyusunan Survey Investigasi dan Desain (SID) Pengembangan Kawasan Perkebunan Aceh berfoto bersama, Sabtu (9/12/2017). [Ist]
Minggu, 10 Desember 2017 07:37 WIB
Penulis: Joniful Bahri

BIREUEN  -  Untuk pengembangan perkebunan di Aceh, pemerintah perlu membuat qanun terkait  penjualan bahan baku keluar Aceh. Sehingga hasil bumi yang selama ini dimanfaatkan di luar Aceh memiliki nilai serta identitas.

Hal itu dikatakan Tarmizi Age, mantan GAM di Denmark saat berlangsung kegiatan penyusunan, Survey Investigasi dan Desain (SID) Pengembangan Kawasan Perkebunan Aceh, di Banda Aceh, Sabtu (9/12/2017).

“Di samping membangun kebun baru yang lengkap dengan infrastruktur sampai pada pencapaian kualitas yang prima, pemerintah juga harus mendukung kebutuhan untuk dunia industri, seperti jalan, listrik, air bersih, jaringan telekomunikasi dan birokrasi yang beretika, mudah dan muarh,” kepada GoAceh, Sabtu kemarin.

Ia juga meminta biaya ekspor yang murah, dukungan keuangan dari perbankan kepada pengusaha industri dengan sistim pinjaman tanpa bunga. “Kita juga masih ketinggalan terhadap promosi melalui media, serta membangun kerja sama dalam dan luar negeri secara berkelanjutan, dan ini kelemahan Aceh saat ini,” katanya.

Kegiatan kajian penyusunan SID Pengembangan Kawasan Perkebunan Aceh tersebut, merupakan kerja sama Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh dengan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala dengan melibatkan seluruh elemen di bidang perkebunan dan pertanian.

Editor:TAM
Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/