Dewan dari PAN ini Dukung Masyarakat Bathin Solapan Kembangkan Ternak Lele Sistem Bioflok
Penulis: Ira Widana
Selain itu pemasaran dan modal yang dikeluarkan juga realtif rendah serta bisa dibudidayakan di lahan sempit dengan padat tebar tinggi. Inilah yang kini banyak digeluti masyarakat Duri dan sekitarnya.
Hal itu diakui Rianto, Anggota DPRD Bengkalis saat menyaksikan langsung panen perdana lele Bioflok masyarakat Pematang Obo, Kecamatan Bathin Solapan, Bengkalis, Riau, Selasa (14/2/2018).
"Kita bangga dengan masyarakat yang kreatif ini. Kalau cara ini mudah dan untung besar, tidak ada salahnya juga masyarakat lain yang tidak memiliki pekerjaan bisa mencoba hal ini. Yang tidak tahu caranya bisa bertanya dengan yang sudah berhasil," kata Anggota Komis II DPRD Bengkalis ini.
Menurut Rianto, jika masyarakat melakukan bidadaya lele sistem bioflok massal ini akan menjadi sistem ekonomi baru dalam membangun kemandirian keluarga. Keberhasilan hari ini adalah pintu masuk bagi masyarakat dalam mencari tambahan hasil dari berternak lele.
Dijelaskan Rianto, Bioflok bisa diartikan sebagai gumpalan ( flok ) dari berbagai campuran heterogen mikroba ( plankton, protozoa, fungi ), partikel, polimen organik, koloid dan kaiton yang saling berinteraksi dengan sangat baik di dalam air.
Prinsip dasar dari sistem bioflok ini adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang di dalamnya berisi senyawa karbon ( C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N) menjadi massa slugde berbentuk bioflok dengan cara memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan/flok yang mengubah biopolymer sebagai bioflok.
Dalam penerapannya budidaya perairan dalam hal ini budidaya lele, teknologi bioflok memanfaatkan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik yang tidak beracun. Nah, nitrogen yang sudah diubah ini bsia digunakan untuk pakan lele, sehingga lebih hemat biaya.***