Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Umum
21 jam yang lalu
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
3
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
12 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
4
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
8 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
5
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
8 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
6
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
8 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Home  /  Berita  /  Umum

Foto Satelit 'Perlihatkan' Desa Rohingya Dibuldoser Myanmar

Foto Satelit Perlihatkan Desa Rohingya Dibuldoser Myanmar
Sabtu, 24 Februari 2018 08:46 WIB

JAKARTA - Kelompok pegiat, Human Rights Watch, menyatakan pemerintah Myanmar saat ini membuldoser puluhan desa Rohingya yang sebelumnya terbakar.

Foto-foto satelit memperlihatkan semua hal di daerah tersebut, termasuk pepohonan, sudah menjadi rata dengan tanah.

Human Rights Watch -seperti dilaporkan kantor berita Reuters- menyatakan paling tidak 55 desa diratakan untuk menghilangkan bukti pelanggaran yang dilakukan pasukan saat mereka beroperasi di sejumlah desa.

Lembaga pegiat hak asasi itu juga menyatakan tindakan tersebut akan semakin menyulitkan Muslim Rohingya untuk kembali ke bekas rumah mereka.

Ratusan ribu warga Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh menyusul aksi kekerasan setelah serangan atas 30 pos polisi dan markas militer oleh kelompok militan Rohingya pada 25 Agustus 2017.

Sebelumnya, para pejabat Myanmar mengatakan tanah tersebut perlu dibersihkan agar rumah-rumah baru dapat dibangun.

Pada bulan September, menteri yang bertanggung jawab atas usaha rehabilitasi di Rakhine, Win Myat Aye, mengatakan tanah yang rusak karena kebakaran akan menjadi 'tanah yang dikelola pemerintah'.

Sampai sejauh ini tidak satupun dari pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar.

Operasi militer pada bulan Agustus menyebabkan 688.000 orang melintasi perbatasan ke Bangladesh dan sebagian besar dari mereka menceritakan terjadinya pembunuhan, perkosaan, dan pembakaran yang dilakukan tentara dan polisi Myanmar.

Pada tanggal 21 Februari, video yang diperoleh tim Arakan Project -yang menggunakan jaringan di lapangan untuk mendokumentasikan perlakuan buruk terhadap warga Muslim Rohingya di Rakhine- menunjukkan lokasi kuburan massal sebelum dihancurkan.

Video yang ditunjukkan kepada koran Inggris, The Guardian, memperlihatkan kantong-kantong jenazah dari terpal yang setengah terkubur di tanah, salah satunya dengan jelas menunjukkan kaki manusia.

Chris Lewa, Direktur Arakan Project, mengatakan buldoser dikerahkan 'untuk menyembunyikan bukti kuburan massal' setelah kuburan tersebut dilaporkan media.

Diperkirakan ribuan warga Rohingya tewas dalam operasi militer, sementara hampir 700.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke negara tetangga, Bangladesh.

Utusan khusus PBB untuk masalah HAM Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan krisis ini memperlihatkan 'adanya genosida'.

Sebelumnya, pejabat PBB lain menggambarkan yang terjadi terhadap warga Rohingya sebagai 'jelas-jelas pembersihan etnik'.

Editor:Kamal Usandi
Sumber:detik.com
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/