Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
20 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Riau

Terlalu 'Pede' Karhutla Menurun, Pemprov Turunkan Dana Bencana Jadi Rp6,8 M, Fitra Riau: Akhirnya tak Maksimal

Terlalu Pede Karhutla Menurun, Pemprov Turunkan Dana Bencana Jadi Rp6,8 M, Fitra Riau: Akhirnya tak Maksimal
Jum'at, 02 Maret 2018 13:35 WIB
Penulis: Winda Mayma Turnip
PEKANBARU - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra Riau) menyayangkan minimnya alokasi anggaran untuk menanggulangi Karhutla 2018 pada APBD Riau yang diajukan oleh Pemprov Riau. Berdasarkan perbandingan dari tahun sebelumnya, pada 2017 total anggaran mencapai Rp29,3 miliar, sementara tahun ini berkurang hingga 77 persen atau hanya Rp6,8 miliar artinya Pempriov terlalu percaya diri (pede) Karhutla menurun.

Ketua Bidang Riset dan Advokasi Fitra Riau Tarmidzi dalam jumpa pers, Jumat, (2/3/2018) mengatakan, hal itu sangat memengaruhi pada kinerja pengendalian karhutla yang tidak maksimal. Akibatnya, bencana ini menjadi berkepanjangan dan pastinya jumlah kerugian semakin membesar.

"Kita ingin menyampaikan disini, memang di kota belum ada kabut asap, tapi silahkan dilihat di beberapa desa itu sudah cukup mengkhawatirkan. Tapi kita bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, alokasi anggaran untuk kebakaran hutan dan lahan tahun ini menurun, dari Rp29,3 m turun menjadi hanya Rp6,8 miliar," ungkapnya.

Dari total Rp6,8 miliar itu, ternyata tidak ada yang dikhususkan kepada tahap pemulihan pasca karhutla, 49 persen atau Rp3,3 miliar anggaran dihabiskan untuk pencegahan, dan sisanya Rp3,5 miliar habis untuk pembiayaan penanggulangan karhutla. Padahal, mengingat sulitnya pencegahan dan penanggulangan karhutla di Riau yang kondisi geografisnya adalah kawasan gambut dan rawan kebakaran akibat faktor alam.

"Dari identifikasi rencana kegiatan tahun 2018, masing - masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas LHK, BPBD, dan perkebunan, tidak ada rencana pemulihan, hanya pencegahan dan penanggulangan saja," paparnya.

Selain itu, dari pembagian yang telah dipaparkan diatas, terlihat bahwa pemerintah lebih memprioritaskan pada penanggulangan dibandingkan upaya pencegahan. Oleh karena itu, pihak Fitra Riaupun menganggap pemerintah tersirat abai terhadap bencana karhutla pada tahun ini.

Sementara itu, kejadian karhutla sampai Februari 2018 sudah 'memakan' lahan seluas 772 ha, yang terjadi di 11 kabupaten /kota se-Riau, kecuali di Kuansing. Sedangkan karhutla yang terparah terjadi di Kabupaten Meranti dengan luas kebakaran 211,5 ha, Pelalawan seluas 170 ha, Inhu 121,5 ha, Bengkalis 88 ha dan Dumai seluas 86,25 ha, dan selebihnya seluas antara 30 ha hingga 1ha diPekanbaru, Inhil, Rohil, Kampar, Siak, dan Rohul. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/