Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
19 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
19 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
19 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
19 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
19 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
19 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Cuaca di Aceh Panas Menyengat, Ini Penyebabnya

Cuaca di Aceh Panas Menyengat, Ini Penyebabnya
Rabu, 21 Maret 2018 09:08 WIB
BANDA ACEH - Fenomena alam ekuinoks yang terjadi pekan ini mengakibatkan cuaca terasa sangat menyengat di Aceh saat siang hari. Suhu udara bahkan mencapai 33 derajat Celcius.

"Suhu udara maksimum tiga hari ke depan, kami perkirakan 31 sampai 33 derajat Celcius bagi daerah dataran rendah," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Zakaria, di Aceh Besar, Selasa (20/3/2018).

Sedangkan bagi daerah dataran tinggi seperti wilayah pengunungan di Aceh, suhu udara rata-rata diperkirakan maksimum berkisar 26 hingga 28 derajat Celcius. Ia menjelaskan, kondisi tersebut terjadi karena sebagian besar wilayah di provinsi bagian paling Barat di Indnesia ini masih mengalami hujan.

Ekuinoks merupakan salah satu fenomena astronomi yang rutin terjadi yakni dua kali dalam setahun. Biasanya terjadi 19-21 Maret, dan 22-23 September.

"Ekuinoks kali ini, bertepatan dengan musim pancaroba. Kami sebut ini musim equatorial karena suhu udara otomatis sedikit menurun di sejumlah daerah di Aceh," ujarnya.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pekan lalu menginformasikan di pekan ini akan terjadi hari tanpa bayangan atau hari nirbayangan di Indonesia pada Rabu (21/3).

Tanggal tersebut menjadi satu dari dua hari dalam setahun, sekaligus menandai matahari tepat berada di atas garis ekuator atau khatulistiwa. Lapan menjelaskan hari tanpa bayangan terjadi karena posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa. Bagi warga yang hidup di dekat atau tepat di garis itu, maka matahari berada hampir tepat di atas kepalanya.

Kondisi ini mengakibatkan tidak ada bayangan terlihat dari tubuh kita sendiri pada saat tersebut. Hari lainnya di tahun ini dengan posisi matahari tepat berada di atas garis ekuator diperkirakan terjadi pada 23 September 2018. (ant)

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum, GoNews Group, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/