Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
9 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
12 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
4 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
4 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
9 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group
14 Juta Suara Pemilih Pemula 2019

Bamsoet: Suara Milenial di Pemilu dan Pilkada, Penentu Kemajuan Bangsa

Bamsoet: Suara Milenial di Pemilu dan Pilkada, Penentu Kemajuan Bangsa
Bamsoet saat menerima BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta di ruang kerja Ketua DPR. (Istimewa)
Rabu, 18 April 2018 18:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA – Menurut Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, suara milineal dapat menentukan nasib dan kemajuan bangsa.

Untuk itu, Bamsoet meminta kaum milineal tidak golput dan menggunakan hak pilihnya dengan baik dalam Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019.

"Pemuda zaman now jangan sampai Golput. Kaum muda harus bangkit dan berani bersuara untuk memilih pemimpin yang terbaik untuk kemajuan bangsa,' ujar Bamsoet saat menerima BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Rabu (18/4).  

Bamsoet juga menjelaskan, Pemilu 2019 mendatang ada sekitar 14 juta pemilih muda yang memiliki hak pilih untuk pertama kalinya, atau sekitar 7,4 persen dari total pemilih sebesar 196,5 juta jiwa.

"Jumlah pemilih kaum milenial ini sangat besar. Para pemuda harus terlibat aktif dalam pesta demokrasi di Indonesia. Jangan sampai suara yang besar itu terbuang percuma," kata Bamsoet.

Politisi Partai Golkar ini pun meminta BEM Mahasiswa se-Indonesia untuk membuat kajian terhadap pelaksaan Pilkada langsung, untuk mengetahui apakah Pilkada langsung lebih banyak memberikan manfaat atau mudharat bagi masyarakat Indonesia.

"Kalau memang hasil kajian menyatakan Pilkada langsung lebih banyak membawa mudharat, kenapa tidak kita kembalikan ke sistem Pilkada melalui DPRD? Kita tak boleh takut dan malu untuk memperbaiki sistem yang ada," tutur Bamsoet.

Bamsoet juga mengaku galau melihat Pilkada langsung yang penuh dengan politik transaksional. Dimana biaya yang dikeluarkan sangat besar bagi seorang calon untuk bisa maju dan berlaga dalam Pilkada.

"Untuk bisa diusung oleh partai politik dalam Pilkada saja, ada yang sampai mengeluarkan uang puluhan miliar. Belum lagi, nanti saat pemilihan harus membagi-bagikan uang ke masyarakat dalam jumlah yang tidak sedikit. Makanya, ada anekdot dalam Pilkada, nomer piro wani piro," kata Bamsoet.

Akibatnya, lanjut mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, tak sedikit kepala daerah yang terkena OTT KPK. Karena saat sudah menjabat, kepala daerah tersebut akan berusaha untuk mendapatkan kembali uang yang telah dikeluarkan selama Pilkada.

“Banyak kepala daerah yang tertangkap KPK karena bermain proyek agar uang yang dikeluarkan selama Pilkada bisa kembali. Yang ada dipikirannya, hanya proyek, proyek dan proyek. Selain itu, tak jarang kebijakan yang buat juga lebih mementingkan serta menguntungkan para pengusaha yang menjadi sponsor selama Pilkada. Sistem demokrasi seperti ini tentu tidak bisa kita biarkan terus berlarut," tandas Bamsoet. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/