Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
11 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
6 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
6 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
11 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Kapten Mansyurdin, Pengibar Bendera Merah Putih Pertama di Kota Pekanbaru (bagian-6)

Kapten Mansyurdin, Pengibar Bendera Merah Putih Pertama di Kota Pekanbaru (bagian-6)
Kapten Mansyurdin. (dok. Keluarga untuk GoNews.co)
Selasa, 14 Agustus 2018 13:02 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
PEKANBARU - Masyarakat Riau khususnya Kota Pekanbaru harus bangga dengan sosok pahlawan bernama Kapten Mansyurdin. Meski namanya hingga kini belum masuk daftar sebagai Pahlawan Riau maupun Pahlawan Nasional, namun berkat jasa-jasanyalah, Kota Pekanbaru berkembang pesat sebagai Ibukota Provinsi Riau.

Anak-anak milienal atau 'anak zaman now' di Pekanbaru, pastinya tidak banyak yang tahu, siapa sosok Kapten Mansyurdin ini.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Dibebaskan Jepang, Asal Tak Kembali ke Riau

Untuk diketahui, Kapten Mansyurdin merupakan Komandan Polisi Tentara/PT Pertama di Riau yang juga sempat menjabat Wakil Ketua BKR Riau.

Kapten Mansyurdin adalah termasuk tokoh yang sangat dihormati dan disegani di negeri ini. Sang Kapten merupakan pria kelahiran Pariaman 10 Januari 1923 yang lahir dari pasangan Nurdin-Balun dan wafat pada 10 Juni 1960.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Dipenjara di Bukittingi

Sepanjang hidupnya, ia abdikan untuk kemajuan dan perjuangan di Riau. Namun sayangnya, hingga kini Kapten Mansyurdin belum juga masuk daftar Pahlawan Riau. Padahal, Pemprov Riau sendiri sudah pernah memasukkan namanya ke daftar Pahlawan Riau dari Kota Pekanbaru.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Diangkat sebagai Wakil Komandan BKR

Namun, hingga jelang HUT RI ke-73, Kapten Mansyurdin tak kunjung didaftarkan sebagai pahlawan Riau maupun pahlawan nasional.

Berikut Ini sejarah singkat perjuangan Kapten Mansyurdin yang dihimpun GoNews.co dari data Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Riau serta cerita pihak keluarga yang masih hidup di Riau, pada kisah (bagian-6).

Pada tanggal 12 September 1945, pemimpin-pemimpin rakyat beserta para pemuda, antara lain: Mansyurdin, Umar Usman, Dt.Mangku, Wan Abdurrachman, Hasan Basri, Basrul Jamal, Toha Hanafi, Bermawi, Amat Suka, Rd.Yusuf, Rd.Selamat, Agus Ramadan, Abu Bakar Abduh, menaikkan bendera merah putih secara resmi di Kantor Riau SYU TJO KAN (Residen Riau).

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Bentuk Serikat Hantu Kubur

Tindakan tersebut diambil alih oleh para pemuda, karena Instruksi Penaikan Bendera Merah Putih dari Gubernur Sumatera di Medan kepada Residen Riau pada waktu itu (AMINUDDIN) tidak ditanggapi, akibat sudah dipengaruhi Belanda.

Sebelumnya Sang Merah Putih pernah dinaikkan para pemuda di Kantor Riau Syu Tjo Kan, tetapi bendera tersebut tidak lama dapat berkibar di Pekanbaru.

Saat itu, Kota Pekanbaru kedatangan para tentara Sekutu dari Singapora yang dipimpin Majoor Langly, yang memerintahkan Jepang untuk menurunkan 'Sang Merah Putih'.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin, Komandan Polisi Milter Pertama di Riau

Para pemuda pada awalnya akan menghantam tentara Jepang tersebut, namun dibatalkan dengan pertimbangan untuk menjadikan Jepang sebagai kawan dalam melawan Belanda/sekutu.

Pada waktu itu, Mansyurdin dan Bermawi, serta beberapa orang pemuda mendatangi rumah Residen Aminuddin dan Keisi Karim (Komisaris) dengan maksud menanyakan pendiriannya terkait Kemerdekaan Indonesia.

Sebenarnya, pernah juga beberapa pemimpin rakyat mendatangi mereka, akan tetapi tidak ditanggapi, akibat pengaruh dari pihak Belanda yang sering mendatangi rumah mereka.

Akibat desakan dari Mansyurdin, Bermawi, dan para pemuda, akhirnya Aminuddin melarikan diri masuk kamp Sekutu, sedangkan Keisi Karim diperintahkan meninggalkan Riau sesegera mungkin.

Mansyurdin Diangkat Sebagai Wakil Komandan Barisan Kemanan Rakyat (BKR)

Setelah pengibaran bendera merah putih di Pekanbaru, Aparat Pemerintahan, Barisan Keamanan Rakyat (BKR), Organisasi Pemuda, dan lain-lain mulai disusun, dan disebarkan ke seluruh Riau.

Saat itu Abd.Malik diangkat sebagai Residen Riau pada tanggal 14 September 1945, sementara Hasan Basri diangkat sebagai Komandan Barisan Keamanan Rakyat (BKR), dan Mansyurdin diangkat sebagai Wakil Komandan Barisan Keamanan Rakyat (BKR).

Sang Saka Merah Putih Kembali Dikibarkan "Serikat Hantu Kubur" di Pekanbaru, Usai Diturunkan Jepang

"Serikat Hantu Kubur" yang dikomandoi Mansyurdin, kembali menaikkan bendera sang Saka Merah Putih yang sudah diturunkan Tentara Jepang di Kantor Riau Syu Tjo Kan.

Saat itu, 'Sang Merah Putih' yang sudah berkibar di Kantor Syu Tjo Kan  sejak tanggal 1 September 1945, tiba-tiba diturunkan kembali oleh Tentara Jepang.

Mansyurdin bersama 4 orang rekan-rekannya, yakni  Bermawi, Miswan, Abdullah Rukun dan Adjo Udin lalu bertindak. Pada malam harinya dengan sembunyi-sembunyi dan merangkak, mereka menaikkan kembali Sang Merah Putih di Kantor Riau Syu Tju Kan yang sedang dikawal tentara Jepang.

Diduga, saat itu tentara jepang tertidur saat mengawal, atau tidak melihat akibat malam yang sangat gelap. Aksi tersebut tidak diketahui mereka. Pada tiang bendera itupun ditulis kalimat yang berbunyi "AWAS SIAPA YANG MENURUNKAN MAUT", di bawah kalimat itu juga ditulis "SERIKAT HANTU KUBUR".

Kemudian, pada posisi paling atas dibuat gambar tengkorak dan kalimat-kalimat yang ditulis Albanik. Dan ternyata upaya Mansyurdin tidak sia-sia. Para tentara Jepang tidak mau lagi menurunkn bendera itu.

Maka, berkibarlah terus Sang Merah Putih di Kantor Syu Tjo Kan yang akhirnya dinamakan Kantor Residen RI Riau. Sang Merah Putih yang dinaikkan oleh Mansyurdin dan rekan-rekannya pada tengah malam buta itu, merupakan pemberian Toha Hanafi kepada "Serikat Hantu Kubur".(Bersambung ke bagian 7)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/