Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
Umum
19 jam yang lalu
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
2
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
19 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
3
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
Umum
19 jam yang lalu
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
4
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
19 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
5
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
6
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Umum
20 jam yang lalu
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Timnas Rugby Sevens: Si Kancil Penjegal Raksasa di Asian Games 2018

Rabu, 15 Agustus 2018 01:33 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Kancil atau pelanduk diceritakan di berbagai dongeng Nusantara sebagai hewan yang cerdik dan banyak akalnya. Tunduk kepada harimau, sang penguasa rimba, tidak ada di dalam kamus si hewan nakal namun bijak bestari tersebut.

Gelar kancil pantas kita sematkan kepada Tim Nasional Rugby Sevens yang akan bertanding di Asian Games 2018.

"Rata-rata tinggi badan pemain kita di Timnas hanya sekitar 170 cm. Tapi ingat, ini Rugby Sevens. Kecepatan dan agility adalah kunci utama, ketimbang postur yang besar. Pemain kita boleh diadu untuk dua hal ini," ucap Manajer Timnas Rugby Sevens Dudi Gambiro.

Benar kata Dudi, Rugby Sevens memiliki peraturan yang berbeda dengan Rugby XV yang lebih populer, terutama dengan hadirnya Tim Nasional Selandia Baru yang lebih dikenal dengan The All Blacks. Bahkan olahraga yang popular di banyak negara Persemakmuran (Commonwealth) ini telah difilmkan melalui sisi pandang kemanusiaan di negara Afrika Selatan, dengan tajuk Invictus.

Dengan dimensi lapangan yang sama, Rugby Union memiliki formasi 15 pemain pada dua tim yang berlaga, sedangkan Rugby Sevens memiliki jumlah sesuai dengan namanya. Jelas, dengan jumlah pemain yang lebih banyak, para pemain Rugby Union memiliki postur yang jauh lebih besar karena banyaknya benturan fisik di setiap pertandingan. Beda dengan Rugby Sevens yang lebih fokus kepada kecerdikan untuk menyusuri sisi kosong lapangan dalam mencetak skor atau Try.

"Saat ini kita belum punya atlet profesional. Sekitar 80% itu mahasiswa, sisanya pekerja. Bayangkan saja, mereka ini adalah orang biasa seperti kita, tapi kita tempa dengan disiplin untuk jadi atlet terbaik yang bisa mengharumkan nama bangsa," lanjut Dudi.

Para pemain Timnas kerap mendapatkan aplaus dari penonton dan lawan, ketika bertanding di luar negeri. Murni karena postur badan yang terbilang lebih kecil dari lawannya, namun mampu menunjukkan spirit bertanding yang luar biasa melalui kecepatan dan ketangkasan.

Saat ini seluruh atlet Timnas Putra dan Putri sedang mengikuti Training Camp yang sudah berjalan selama delapan bulan di Parangtritis, Yogyakarta. Selama Training Camp yang terisolir, seluruh pemain sudah seperti layaknya saudara sedarah. Bahkan menurut Dudi, Pelatih Kepala George Wilson tidak memilih masing-masing kapten di Timnas Putra maupun Putri. Para pemain yang berembuk untuk memilih siapa yang tepat untuk memimpin skuad merah putih. Sungguh demokratis.

"Disiplin selalu kita terapkan. Seluruh alet bertanggung jawab untuk membawa dan merawat peralatannya sendiri ketika bertanding. Sebulan sekali mereka membersihkan Pantai Parangtritis dari sampah. Mereka juga mampu berinteraksi dengan alam dan lingkungan masyarakat di sekitar Training Camp. Bahkan mengajarkan permainan rugby kepada siswa Sekolah Dasar di sekitar tempat latihan," bangga Dudi.

Rugby Sevens merupakan olahraga yang relatif baru di Indonesia, oleh karenanya tidak masuk hitungan atau dianggap anak bawang di Asia, karena selalu berada di urutan terakhir di berbagai kejuaraan internasional. Dalam menyongsong Asian Games, Indonesia serius mempersiapkan Timnas Rugby Sevens dengan mendatangkan pelatih bersertifikat Internasional dari New Zealand, begitu pula dengan tenaga pendukung handal seperti fisioterapis, ahli nutrisi dan pelatih fisik.

Setelah 8 bulan berlatih dengan tekun, Timnas Putra berhasil membuat kejutan di Kejuaraan Divisi II Asia, yang lebih dikenal dengan istilah Asia Trophy. Indonesia meraih posisi 5 besar di kejuaraan yang baru berlangsung pada tgl 4-5 Agustus 2018 di Singapura lalu. Capaian ini sangat mengejutkan dunia Rugby Sevens Asia. Capaian di Asia Trophy ini menjadi modal besar Timnas Rugby Sevens Putra Indonesia dalam berkompetisi di Asian Games 2018, mengingat Indonesia berada di grup berat bersama Jepang (Favorit Juara), Malaysia (Ranking 7 Divisi I Asia) dan Taiwan (Ranking 8 Divisi I Asia).

"Kami mohon dukungan seluruh masyarakat di Tanah Air akan kiprah nanti. Semoga kami mampu mempersembahkan hasil terbaik bagi nusa dan bangsa. Bahkan rugby jadi olahraga yang semakin familiar bagi generasi muda Indonesia," tutup Dudi.

Mari kita dukung si kancil yang gesit dan cerdik ini dengan menonton langsung di Rugby Field, Gelora Bung Karno. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Olahraga, Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77