Home  /  Berita  /  GoNews Group

Miris, Sudah 3 Tahun Warga Tiga RT di Kota Padang Ini Tak Nikmati Daging Kurban

Miris, Sudah 3 Tahun Warga Tiga RT di Kota Padang Ini Tak Nikmati Daging Kurban
ACT Sumbar menyalurkan daging kurban Program Dapur Qurban di Bungus Timur, Kamis (23/8/2018).
Kamis, 23 Agustus 2018 19:10 WIB
PADANG - Ada pemandangan berbeda pada Idul Adha 1439 Hijirah ini di Kampuang Kalampaian, Kelurahan Bungus Timur, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Provinsi Sumbar. Sebanyak tiga ekor sapi sengaja didatangkan untuk dibagi kepada 400 keluarga pada Kamis, (23/8/2018).

"Belum pernah ada kurban di sini (Kampung Kalampaian, red) sejak 2016 di sini," kata Masri Umam, Ketua RW 10 Kampung Kalampaian, Kelurahan Bungus Timur,  seperti diberitakan minangkabaunews.com.

Kelurahan terpencil di Kota Padang itu terpilih menjadi salah satu tujuan program "Dapur Qurban" dari Aksi Tanggap Cepat (ACT) Sumbar. Program tersebut memang singkatan beken dari penghimpunan dan penyaluran kurban ACT yang menyasar pedesaan, wilayah terpencil, dan kantong-kantong kemiskinan.

Pemilihan tiga RT dan satu RW di Kalampaian, Bungus Timur tersebut bukan tanpa alasan. Warga setempat yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan berkebun kebanyakan berasal dari keluarga miskin. Bahkan, Masri menuturkan, banyak penduduk kelurahan harus rela menjual tanah, harta mereka satu-satunya, untuk menyambung hidup.

"Mau bagaimana lagi. Kalaupun bertani, hasilnya tidak banyak terjual karena kemampuan kami terbatas," kata Masri.

Sebelumnya, ACT yang bekerja sama dengan BNI Syariah dalam pendistribusian kurban telah melakukan survei ke tempat itu. Relawan ACT menjadi penanggung jawab khusus distribusi kurban ke tiga RT Kelurahan Bungus Timur itu.

"Kawan-kawan ACT juga mendapat pengalaman baru saat hadir kampung-kampung terpencil," kata Fadlan, Kepala Cabang ACT Sumbar.

Ke depan, program pemberdayaan ekonomi masyarakat,dengan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki.

Fadlan mengatakan, walaupun masih masuk wilayah Kota Padang, akses menuju kelurahan itu cukup ekstrem. Perjalanan kesana harus melewati jalan tanah bahkan alat transportasi daring belum masuk ke daerah itu.

"Jarak tempuh yang jauh dengan medan berat seperti ini tidak menyurutkan niat kami untuk beramal," kata Fadlan.

Kehidupan warga di kelurahan itu masih terbilang sangat tradisional karena jauh dari sentuhan kota. Fadlan, mengaku melihat realitas berbeda dari yang biasa dia temui di perkotaan.

Untuk itulah, momen hari kurban itu dijadikan beberapa kalangan sebagai waktu yang tepat untuk mengekspresikan kepeduliannya terhadap kaum papa.

"Inilah waktunya mereka bahagia," kata Fadlan.

"Kami bahagia karena dapat menikmati daging segar kurban bersama-sama," ucap Hasan, warga Kelurahan Bungus Timur. ***

Editor:Arie RF
Sumber:minangkabaunews.com
Kategori:Sumatera Barat, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/