Tak Ada Lagi Hewan Ternak Hadiah Pacu Jalur, Ciri Khas Budaya Kuansing Pun Hilang
Penulis: Wirman Susandi
"Hadiahnya berupa uang tunai," ujar Wabup Kuansing H. Halim yang juga Ketua Umum FPJ 2018 kepada GoRiau.com, Selasa (28/8/2018) di Telukkuantan.
Halim tidak menjelaskan secara rinci penyebab hilangnya hewan ternak sebagai hadiah dan ciri khas budaya pacu jalur. Bahkan, ia juga tak ingat berapa rincian hadiah yang telah disiapkan.
"Untuk hadiah, hubungi Pak Edi Sukses. Dia yang lebih tahu rinciannya," ujar Halim.
Seminggu yang lalu, Marwan selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing juga mengaku tidak mengetahui rincian hadiah tersebut.
"Hubungi Pak Edi Sukses ya, dia pengelolanya," ujar Marwan waktu itu. Di saat yang bersamaan, Edi Sukses yang dihubungi secara terpisah menyatakan masih menghitung rincian hadiah.
"Ntar ya, lagi dihitung," ujarnya waktu itu.
Sepertinya panitia FPJ 2018 enggan membeberkan hadiah pacu jalur tahun ini. Sebab, Selasa (28/8/2018) sore, Edi Sukses masih tak juga memberikan rincian hadiah tersebut. Bahkan, panitia FPJ 2018 saling lempar untuk menjawab pertanyaan wartawan.
Setelah didesak, Edi Sukses mengaku sudah memberikan rincian hadiah kepada seseorang dan ia tidak memilikinya lagi.
Tidak adanya hewan ternak sebagai hadiah sangat disesalkan oleh masyarakat Kuansing.
"Sangat disayangkan, sebab hewan ternak itu yang menandakan bahwa pacu jalur itu olahraga tradisional. Budaya kita adalah menyediakan hewan ternak sebagai hadiah," ujar Amri, warga Kuansing.
Menurutnya, sejak Mursini - Halim menjadi pemimpin Kuansing, nilai-nilai budaya dibiarkan terkikis begitu saja. Terbukti, sudah dua tahun tak ada hewan ternak sebagai hadiah pacu jalur.
"Dulu ada sapi sangat besar hadiahnya. Ada juga kerbau dan kambing. Hewan ternak ini bisa dipelihara dan bisa menjadi aset jalur yang juara. Kini, tak ada lagi sapi yang beratnya mencapai 1 ton untuk hadiah," jelasnya.
Ke depan, Amri berharap Mursini - Halim bisa menjaga nilai-nilai budaya pacu jalur. Sehingga, pacu jalur tak hanya sebagai ajang kompetisi, tapi menjaga tradisi. ***