Nasib Petani Kulit Manis ,Tidak Selalu Manis Sesuai Komoditasnya
Penulis: Ibnu Sakti Nasution
Palas - Salah satu Kecamatan diwilayah Kabupaten.Padang Lawas(Palas) yang terletak sekitar 15 Kilometer dari pusat Ibukota Sibuhuan,dikenal penghasil kulit manis
Dikecamatan Sosopan ini ,hampir sebagian warga menggeluti usaha sebagai petani kulit manis .Kawasan Kecamatan ini berada lereng puncak kaki Bukit Barisan yang disepanjangnya jalan lintasnya dikelilingi pepohonan berwarna kuning kecoklatan .
Warga desa mulai dari Siundol Dolok, Ulim dan Aek Bargot,sepanjang hari di sibukan menghampar kulit-kulit kayu berwarna kuning kecokelatan di tepi hutan sekitarnya .
Mereka (warga-red) mengupas kulit kayu yang merupakan kulit manis yang tumbuh di sekitar lereng perbukitan dan kawasan hutan lindung. Selama bertahun tahun penduduk asli.Sosopan mengandalkan tanaman hutan kayu manis sebagai mata pencaharian tambahan .
Selain memanen buah kelapa sawit atau menyadap getah karet dan bertani dipersawahan, sebagian warga masih menjadikan mata pencarian mengumpul kulit manis dengan proses menjemurnya didepan rumah
Senasib dengan para petani di daerah lain, petani kulit manis dikecamatan Sososoan ini tidak semanis nama komoditas kayu manis.
Mayoritas warganya masih hidup dibawah garis miskin. “Harga komoditas yang dihasilkan warga seperti kayu manis, karet, harga selalu tidak menentu dan pasang surut ,” tutur Andri ,warga Desa Ulim, saat ditemui didepan rumah saat pengumpulan produksi kulit manis yang masih proses penjemuran
Andiri menuturkan,pohon kayu manis yang jumlahnya terus berkurang karena ditebang. Sehingga dalam.satu pohon bisa menghasilkan 20 kg-50 kg kulit kayu manis kering.
Dikatakan, sistem panen kayu manis yang digarap masyarakat,untuk sekali panen dengan cara ditebang. Sistem ini membuat jumlah pohon kayu manis di hutan semakin berkurang.Namun adanya juga memanen dengan.mengambil kulit aja kelestarian pohon terjaga.
“Saat ini tanaman kayu manis di hutan semakin sulit dicari, warga mulai menanam lagi tanaman kayu manis, tapi pohon itu baru bisa dipanen 10 tahun mendatang,” ucapnya
Berbeda dengan Harahap mengatakan, harga kulit manis kering saat ini tidak menentu sekitar Rp 8 -10 ribu per kg.
"Harga kukit manis tidak samis nama komoditinya,harapan kita pemerintah memprogramkan budi daya kayu manis terhadap warga lokal dan pemasarannya dilirik pengusaha sehingga membantu prekonomian warga di Kecamatan Sosopan Ini,"harapnya
Editor | : | Sisie |
Kategori | : | Sumatera Utara, Ekonomi, Umum, GoNews Group |