Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
12 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
7 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
9 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
7 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Riau Harus Waspadai Banjir di Lahan Gambut, Bisa Tenggelamkan Pemukiman

Riau Harus Waspadai Banjir di Lahan Gambut, Bisa Tenggelamkan Pemukiman
Senin, 19 November 2018 02:03 WIB
PEKANBARU - Riau harus mewaspadai banjir yang terjadi di lahan gambut. Pasalnya, Riau memiliki 4,8 juta hektar lahan gambut yang tersebar di pedesaan.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, DR Elviriadi mengatakan, lahan rawa gambut yang rawan banjir meliputi Kabupaten Kepulauan Meranti, Semenanjung Kampar dan Rohil.

''Sungai Tohor di Meranti itu canal blockingnya harus dibuka cepat cepat, kalau tidak, pemukiman masyarakat akan tenggelam dan tanaman sagu akan bisa mati,'' ujar Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu juga mengingatkan

Dikatakan, saat ini rawa gambut sudah kehilangan fungsi sebagai penyimpan air di musim hujan, dan pelepas air di kala kemarau. ''Jadi banjir bumi Lancang Kuning ini metofora doa Nabi Nuh, dari atas curah hujan tak tertampung sungai, dari bawah rawa gambut tak bisa "menolong" (berfungsi) manusia sebagai majikannya,'' ujar alumni UKM Malaysia itu menambahkan.

Dikata, tasik dan waduk alami desa sebagai retensi curah hujan telah tertimbun tanah. ''Akibat itu, ketinggian air terus meningkat tahun tahun ke depan. Pola pembangunan, perubahan iklim dan perusakan ekologis membuat pikiran kita buntu,'' ujar anak jati Selatpanjang ini. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:GoNews Group, Riau, Umum, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/