Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
16 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
17 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
17 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
16 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
18 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
16 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Update Korban Tsunami di Lampung, 20 Orang Meninggal Dunia, Berikut Daftar Nama-namanya

Update Korban Tsunami di Lampung, 20 Orang Meninggal Dunia, Berikut Daftar Nama-namanya
Minggu, 23 Desember 2018 14:59 WIB
LAMPUNG - 20 orang dilaporkan meninggal akibat tsunami di Lampung. Demikian data yang masuk hingga, Minggu (23/12/2018) pagi.

Sebanyak 50 rumah hancur dan satu balita belum diketemukan di Dusun III Tegakan Lada Pulau Sebesi Kabupaten Lampung Selatan, akibat terjangan ombak tsunami Sabtu (22/12/2018) malam.

Menurut Sekretaris Desa Sajan Pulau Sebesi Syamsiar, sebagian rumah rusak berat dan sisanya rusak ringan. Dia mengatakan, Dusun III Tegakan Lada paling berdampak tsunami.

"Satu balita bernama Reza (5) belum ditemukan, kami masih melakukan pencarian sendiri," kata Syamsiar pada Minggu (23/12/2018).

Hingga saat ini, 500 warga di sana mengungsi di pegunungan. Mereka trauma melihat ombak setinggi 4 meter naik ke permukaan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tim evakuasi yang tiba di Pulau Sebesi. "Kami masih berus berkoordinasi dengan aparat kecamatan sambil menunggu tim dari Bandarlampung," ujarnya.

Sementara, data yang berhasil dihimpun dari Basarnas Lampung dan Polair Wilayah Lampung Selatan terdapat 20 orang meninggal dunia.

Data sampai pukul 09.50 WIB korban meninggal yang berhasil dievakuasi di Desa Cugung, Lampung Selatan adalah Sanam (70), Caisa (18), Arka (2,5), Sainah (60), Rumtah (50),Nursiah (50) dan jenazah tanpa identitas.

Korban dari Desa Kunjir dan sekitarnya yakni Kurniawan (24), Gadis (3), Runtah (50) warga Desa Kunjir Lampung Selatan, satu orang yang belum terindentifikasi warga Way Muli, satu orang belum teridentifikasi di Grand Elty.

Korban yang berhasil dihimpun dari tim Polair Lampung Selatan di Dermaga Bom diantaranya NN (4), Muhamad Rayan Haidar (1,5) alamat Bandar Agung, Tirta (60) alamat Kalianda Bawah, Rindu (5) alamat Karet Kalianda, Uul Sinar Laut, dan Rahayu Anggraini (17) warga Kunjir.

Korban meninggal dunia dan luka-luka kemungkinan akan bertambah mengingat menurut keterangan yang selamat masih ada beberapa keluarga mereka yg belum ditemukan.

Untuk kerugian material belum dapat ditaksir sedangkan kondisi air laut telah kembali normal namun masih terdapat kepanikan dari warga masyarakat

Jumlah Korban Tewas Sementara. Penanganan bencana tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang terus bertambah. 

Hingga Minggu (23/12/2018) pukul 10.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 62 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 20 orang hilang.

Kerugian fisik akibat tsunami tersebut, meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak. "Data korban jiwa dan kerusakan akan bertambah, mengingat belum semua wilayah belum dapat di data," ujar Sutopo.

Saat ini petugas masih terus melakukan pendataan, baik korban jiwa maupun kerugian. Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita.

Sebelumnya, Tsunami yang melanda Banten dan Lampung terjadi pada Sabtu (22/12/2018), sekitar pukul 21.27 WIB. Faktor penyebab tsunami masih dilakukan penyelidikan oleh BMKG untuk mengetahui secara pasti.

Kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama. Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang menerjang pantai.

BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.Tsunami Pantai Anyer dan Lampung Selatan sebelumnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) disebut sebagai gelombang tinggi. Petugas masih terus berusaha melakukan evakuasi korban tsunami Pantai Anyer.

Tsunami di Wilayah Selat Sunda Fenomena Langka

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan secara resmi bahwa tsunami telah terjadi dan menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, diantaranya di pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tsunami yang terjadi di wilayah Selat Sunda merupakan fenomena langka, karena tidak ada gempa bumi yang memicunya.

"Fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu. Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian," ujar Sutopo, Minggu (23/12/2018).

Sutopo menjelaskan, tsunami yang menerjang wilayah Pantai Anyer dan Lampung semalam kemungkinan terjadi akibat longsor bawah laut, karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Ia menjelaskan, Badan Geologi mendeteksi pada pukul Sabtu (22/12/2018) pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali, dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.

Namun, seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan). Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor, sehingga memicu tsunami.

"Dampak tsunami menerjang pantai di sekitar Selat Sunda. Dampak tsunami menyebabkan korban jiwa dan kerusakan," ujar Sutopo.

Hingga 23 Desember 2018 pukul 07.00 WIB, data sementara dari BNPB mencatata jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda sebanyak 40 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang.

Sutopo menuturkan, di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat. Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita.

"Di Lampung Selatan, 7 orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 2 orang hilang," ujar Sutopo. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:GoNews.co dan TribunLampung
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Lampung
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/