Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
14 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
14 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
14 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
12 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
14 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
10 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Makar dan 'Underconfidence' Jokowi jelang 22 Mei 2019

Makar dan Underconfidence Jokowi jelang 22 Mei 2019
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti. (Istimewa)
Minggu, 12 Mei 2019 17:37 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai, secara psikologis Capres 01 Joko Widodo, nampak mungkin tidak percaya diri keluar sebagai pemenang Pilpres 2019 kontra Prabowo Subianto.

Indikasinya, adalah 'perburuan' aktivis yang kontra Jokowi sebagai petahana, dengan dugaan makar.

"Ada mungkin unsur tidak percaya diri bahwa dia (Jokowi, red) sudah menang (Pilpres, red)," kata Ray dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (11/05/2019).

Ray menilai, sikap Jokowi yang 'seperti orang kalah' berpotensi pada penggunaan kewenangannya sebagai petahana untuk menghentikan orang-orang yang mempertanyakan keabsahan kemenangannya dalam Pemilu. Seperti diketahui, Jokowi masih unggul berdasarkan hitung cepat berbagai lembaga survey dan Situng KPU yang bergerak dinamis hingga Pleno 22 Mei, menadatang.

Sebaliknya, kata Ray, Jokowi semestinya terlihat lebih santai, mengayomi, dan memberikan imbauan bersifat menyantuni, "sambil terus menerus katakan, 'ayo kita tunggu hasil pemilu, penghitungan di KPU', jika Jokowi bersikap percaya diri memenangkan Pilpres.

Ray pun mengingatkan agar Jokowi beserta perangkat pemerintah tidak bermudah-mudah menisbatkan 'makar' pada warga negara, karena "itu berbahaya bagi demokrasi,".

Seperti diketahui, sederet nama oposan berurusan dengan hukum atas dugaan makar, di antaranya; Eggi Sudjana (Aktivis Hukum dan Politikus PAN), Kivlan Zen (Purnawirawan TNI yang juga senior mantan Presiden RI, SBY).

Ada juga politisi Gerindra, Permadi yang rencananya akan diperiksa Polisi pada 14 Mei 2019 terkait dugaan seruan revolusi.

Di luar politisi, ada juga tokoh-tokoh pendukung Prabowo-Sandi yang 'akrab' dengan aksi massa muslim, kini berurusan dengan polisi. Sebut saja Ustadz Bachtiar Nasir (Sekjen MIUMI dan aktivis 212), Ustadz Slamet Maarif (Ketua PA 212), Ustadz Haikal, dan lainnya.

"Jangan sampai ini terindikasi semacam kriminalisasi kepada pendukung Pak Prabowo, agar para pendukung Pak Prabowo menjadi ciut nyalinya untuk kritis kepada pemerintah maupun kepada kecurangan yang terjadi dalam pemilu ini," kata Waketum Gerindra, Andre Rosiade kepada wartawan Jumat (10/05/2019) lalu.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/