Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
9 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
12 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
4 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
4 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
9 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sandi Bergetar Serukan Perjuangan Sampai Titik Darah Terakhir

Sandi Bergetar Serukan Perjuangan Sampai Titik Darah Terakhir
Selasa, 14 Mei 2019 19:48 WIB
JAKARTA - Calon wakil presiden nomor 02 Sandiaga Uno mengajak segenap pendukungnya untuk terus berjuang melawan berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, selama, hingga sesudah pencoblosan Pemilu 2019.

Sandi menyerukan itu kala berpidato dalam acara paparan dugaan kecurangan pemilu 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5) sore. Dengan intonasi tinggi, menggebu-gebu, dan suara bergetar, Sandi menyerukan pendukungnya berjuang hingga titik darah penghabisan.

"Kami ingin mengajak saudara-saudara untuk terus berjuang sekuat tenaga sampai titik darah penghabisan. Jaga kedaulatan rakyat. Takbir! Merdeka!" kata Sandiaga yang langsung dibalas pekik takbir oleh para pendukungnya yang hadir.

Seruan Sandi itu merupakan puncak dari pidatonya. Dalam paparan sebelumnya Sandi mengungkapkan berbagai praktik yang menurutnya telah mencoreng pelaksanaan Pemilu yang bersih. Dia, misalnya, menyoroti praktik politik uang yang marak terjadi di daerah.

Selain itu, Sandi juga mengungkapkan sejumlah perlakuan tak adil dari pemerintah kepada dirinya dan Prabowo Subianto. Sandi berkata dirinya mengalami sendiri kesulitan mendapat izin menggelar acara.

"Pemerintah daerah memberikan tempat kampanye terbuka yang sulit dijangkau, tentu saja semua berlangsung dalam lingkungan pengelolaan yang cenderung berat sebelah," kata Sandi.

Dugaan kecurangan lain adalah soal daftar pemilih tetap yang bermasalah. Lalu, lanjut Sandi mengklaim ada 6,5 juta pemilih yang tidak mendapat undangan saat hari pencoblosan. Juga soal keterlambatan dan kekurangan logistik hingga pengusiran dan intimidasi saksi-saksi dari pasangan 02 di daerah tertentu.

"Itu semua menyebabkan perolehan suara kami di daerah tertentu itu nol," ujarnya.

Sandi juga menyoroti sistem penghitungan hasil pemilu versi Komisi Pemilihan Umum. Menurut Sandi sudah banyak suara keberatan dari masyarakat terhadap Situng KPU. Terlebih setelah banyak ditemukan kesalahan dalam memasukkan data suara. Permintaan audit pun muncul. Namun, kata Sandi, semua itu tidak ditanggapi serius oleh KPU.

Lebih ironis lagi, sistem yang terbukti menampilkan puluhan ribu kekeliruan yang cenderung menyesatkan itu tetap dipregunakan dan dengan alasan ini bukan sistem yang akan digunakan untuk menentukan hasil akhir," papar Sandi.

Hal lain yang disoroti adalah rilis hasil hitung cepat beberapa saat setelah pencoblosan. Menurut Sandi rilis hitung cepat itu bermasalah karena dilakukan oleh lembaga survei yang ia sebut berperan ganda sebagai konsultan politik pasangan calon tertentu.

"Suatu praktik yang sangat nyata mengandung benturan kepentingan," kata Sandi.

Di pengujung pidatonya mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan pemilu yang sebentar lagi selesai tak serta merta dapat diterima. Sebab ada rasa keadilan yang terkoyak akibat praktik kecurangan.

Menurut dia, legitimasi kepemimpinan nasional yang diraih dengan cara-cara yang tidak bermartabat pasti akan selalu dipersoalkan.

"Karena demokrasi adalah soal kesetiaan pada prinsip kejujuran dan keadilan," ujar Sandi.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:CNNIndonesia.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/