Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
6 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
2
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
7 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
5 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
6 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
4 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
4 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Perjuangan Penarik Becak dan Istri asal Sumbar Akhirnya Bisa Berangkat Haji Tahun Ini

Perjuangan Penarik Becak dan Istri asal Sumbar Akhirnya Bisa Berangkat Haji Tahun Ini
Samsunur dan isteri. (Antara)
Jum'at, 12 Juli 2019 01:00 WIB
SOLOK – Seorang penarik becak asal Kota Solok, Sumatera Barat, bernama Samsunur (58) yang tinggal di Kelurahan Aro IV Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, akhirnya bisa menunaikan ibadah haji pada tahun ini bersama istrinya Kasmawati (55).

Mereka berangkat ke Tanah Suci setelah gigih mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. "Saya dan istri mendaftar haji pada 2011, harusnya jatah berangkat 2020, tapi alhamdulillah dimajukan menjadi 2019," kata Samsunur yang didampingi istrinya, di Solok, Kamis (11/7/2019), seperti dikutip dari Antaranews.

Ia menyebut pekerjaannya sebagai penarik becak tidak menghalangi niat untuk menunaikan ibadah haji.

Dengan penghasilan sekira Rp40 ribu hingga Rp75 ribu sehari, Samsunur dan istri tetap bisa menyisihkan penghasilannya sejak 2004 untuk mewujudkan cita-citanya ke Baitullah.

"Anak saya belum bisa membantu karena ada yang sudah berkeluarga tapi baru cukup untuk keluarganya," ujar Samsunur.

Dia menceritakan bekerja sebagai penarik becak kayuh sejak 1985. Lalu pada 2007, baru memakai becak motor. Hampir 34 tahun Samsunur menjadi tukang becak.

Dirinya memiliki langganan orang pasar seperti penjual sate, bubur candil, buah-buahan, petani untuk mengangkut pupuk atau benih, orang menjual baju, dan lainnya.

"Semua yang bisa saya angkut muatannya, pasti dibantu dengan tarif sesuai pemberian mereka. Tidak saya patok, terkadang diberi Rp5 ribu, Rp7 ribu, bahkan lupa dibayar," ujarnya.

Samsunur menerapkan sistem "bayar seikhlasnya" ke setiap pelanggan dan orang yang memakai jasanya.

Ia pindah ke Solok pada 1985 saat menikah dengan Kasmawati. Dulu istrinya membantu keuangan dengan berjualan makanan ringan seperti kerupuk kuah di depan rumah. Sejak operasi kista pada 2010, Kasmawati tidak lagi menjual kerupuk.

Sejak 1995, Samsunur tidak lagi membawa becak menunggu di pasar, tetapi dari rumah jika dipesan pelanggan.

Ayah dengan lima orang anak ini tampak tidak pernah mengeluh untuk dapat mewujudkan rukun Islam yang kelima tersebut.

Sekira bulan Juni sebelum manasik haji, Samsunur akhirnya dikabarkan salah satu rombongan haji lainnya jika jatahnya dapat dimajukan pada 2019.

Samsunur dan istri sangat bersyukur mendengar kabar tersebut. Mereka pun berangkat haji pada Rabu 10 Juli menuju Embarkasi Padang terlebih dahulu.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Antara
Kategori:Umum, Peristiwa, Pemerintahan, DKI Jakarta, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77