Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
22 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
22 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
21 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
21 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
21 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
21 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pelalawan Akan Punya Pabrik Racik Minyak Sawit jadi BBM di Kawasan Teknopark

Pelalawan Akan Punya Pabrik Racik Minyak Sawit jadi BBM di Kawasan Teknopark
Bupati Pelalawan, HM Harris menyampaikan pemaparan pada acara FGD di Pekanbaru, Kamis (22/8/2019).
Senin, 26 Agustus 2019 19:20 WIB
Penulis: Farikhin
PANGKALANKERINCI - Uji coba olah minyak kelapa sawit mentah menjadi 100 persen bahan bakar minyak (BBM) telah berhasil dilakukan. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi impor bahan bakar minyak.

Dikatakan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyati, langkah perseroan menjadikan CPO 100 persen itu dimulai dengan melakukan proses pengolahan di Kilang Plaju, Palembang. Nicke mengatakan, selama ini Pertamina telah menghasilkan biodiesel atau dikenal sebagai B20 yang dihasilkan di Kilang RU III.

Kornel oil CPO yang dicampur dengan residu melalui proses menghasilkan produk green fuel berkualitas.

Pertamina telah melakukan skema uji coba co-processing dengan cara menginjeksi produk turunan CPO Refine bleached deodorized palm oil (RBDPO) secara bertahap 2,5 persen hingga 7,5 persen pada akhir tahun 2018 lalu.

Artinya Pertamina telah mampu memproduksi jenis bahan bakar ramah lingkungan dengan nilai octane number hingga 91,3 persen.

https://www.gonews.co/assets/imgbank/26082019/gonews_j4yvv_424.jpgFocus Group Disscussion (FGD) Kawasan Sains dan Teknologi sebagai Kawasan Pendidikan Kabupaten Pelalawan di Pekanbaru, Kamis (22/8/2019).

Keberhasilan Palembang tersebut menjadi pemicu bagi Bupati Pelalawan, HM Harris menginginkan adanya pabrik serupa di Kabupaten Pelalawan. Berbagai upaya pun dilakukan. Baru-baru ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan bekerja sama dengan PT Pindad akan membangun pabrik untuk memproduksi bahan bakar minyak kelapa sawit.

Pabrik rencananya akan dibangun di kawasan Teknopark Pelalawan yang berlokasi di Kecamatan Langgam itu akan menghasilkan bahan bakar minyak berupa solar, bensin dan aftur yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit.

Hal ini disampaikan Bupati Pelalawan, HM Harris pada acara Focus Group Disscussion (FGD) Kawasan Sains dan Teknologi sebagai Kawasan Pendidikan di Kabupaten Pelalawan di Pekanbaru, Kamis (22/8/2019) kemarin.

"Berkaitan dengan pembangunan Pelalawan kedepan, bahwa PT Pindad akan membangun perusahaan sawit. Bukan menghasilkan crude palm oil (CPO), tapi akan memproduksi bahan bakar," ungkapnya.

Pada kesempatan ini ia mengatakan, pertemuan FGD hari ini merupakan hasil pertemuan sebelumnya yang berlangsung di Kabupaten Pelalawan beberapa waktu lalu.

"Tentunya, ini terkait dengan pengembangan kawasan Teknopark kedepan tentang Sistem Inovasi Daerah (SIDA)," tandasnya, dalam forum.

Sebelumnya, Pemkab Pelalawan juga telah menjalin kerjasama dengan Institut Teknololigi Bandung (ITB) dalam memproduksi bahan bakar minyak berbahan minyak kelapa sawit Berdasarkan riset Teknik Kimia ITB, bahan bakar minyak yang bisa dihasilkan dari minyak kelapa sawit adalah solar, bensin, dan aftur.

https://www.gonews.co/assets/imgbank/26082019/gonews_vnmvg_423.jpgBupati Pelalawan, HM Harris menyampaikan pemaparan pada acara FGD di Pekanbaru, Kamis (22/8/2019).

MoU ditandatangani tersebut diteken langsung oleh Bupati Pelalawan HM Harris dan Rektor ITB, Kadarsah Suryadi di Kampus ITB, Kota Bandung, awal tahun 2019 lalu.

Ia mengatakan bahwa lahan kelapa sawit di Pelalawan juga sempat ditinjau oleh Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam kunjungan tersebut, Luhut meminta dirrinya agar ada kerja sama dengan ITB. Luhut pun menjadi saksi penandatangan MoU antara Pemkab Pelalawan dengan ITB.

Bupati Harris mengatakan bahwa kerja sama tersebut berpotensi menjadi solusi kesejahteraan petani kelapa sawit

Ia mengaku menerima banyak keluhan masyarakat ketika harga minyak kelapa sawit turun. Masyarakat pun banyak yang menyalahkan pemerintah karena masalah ini.

"Ini (kenaikan harga) dianggap adalah salah pemerintah padahal itu secara global. Maka karena itu dicarikan solusinya bagaimana industri ini bisa buat bahan bakar minyak," ujarnya

Ia berharap kerja sama ini memiliki dampak meningkatkan rasa percaya masyarakat kepada pemerintah. Selain itu, ia juga berharap adanya pendapatan Pemkab Pelalawan lebih besar dengan adanya industri pengolahan minyak kelapa sawit menjadi BBM.

Gubernur Riau, Syamsuar menginginkan ada pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi bahan bakar minyak.

“Mengenai sawit di Riau, lahan dan hasil petani sangat melimpah. Kami pun bertekad akan menggerakkan industri dari hilir melalui pemerintah pusat,” kata Syamsuar beberapa waktu lalu saat acara di Jakarta.

https://www.gonews.co/assets/imgbank/26082019/gonews_526h7_422.jpgFocus Group Disscussion (FGD) Kawasan Sains dan Teknologi sebagai Kawasan Pendidikan Kabupaten Pelalawan di Pekanbaru, Kamis (22/8/2019).

Dengan begitu, menurut dia, bisa menggerus isu-isu internasional termasuk eropa yang selama ini gencar mengganggu sawit di Riau.

“Salah satu rencama besar lami adalah meminta pemerintah pusat untuk memberikan kesempatan kepada Riau, bukan hanya expor CPO tapi bisa diolah menjadi BBM. Mudah-mudahan kita bisa mendirikan pabruknya di Riau,” tandasnya.

Deputi Perencanaan Penamaman Modal, Ikmal Lukman mengatakan investasi saat ini sangat penting bagi pembangunan dan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.

Kawasan Industri di Indonesia saat ini yang berjumlah 87 merupakan lokasi yang di sediakan sebagai lokasi investor dan ini hanya diperuntukan bagi pembangunan industri saja.

Ia cukup antusias dengan luas areal kawasan Teknopark Pelalawan yang mempunyai lahan seluas 3.724 hektare. Menurut Ikmal, di Indonesia hanya di Pelalawan yang memiliki kawasan investasi yang luas dan siap secara konsep dan implementasi di lapangan.

“Kita harapkan ini semua bisa terintegrasi. Investor tidak berorientasi kepada industri saja tapi juga bagi kawasan pendidikan dan riset untuk menjadi perhatian utama, dan Kabupaten Pelalawan sudah memulainya,” jelasnya.

Tidak hanya akan menjadi lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi bahan bakar minyak, Teknopark Pelalawan juga dibidik sebagai lokasi pabrik kertas berbahan baku tandan kosong (Tankos). Investor asal Korea Selatan juga berminat untuk mendirikan pabrik kertas di areal Teknopark Pelalawan.

Peluang bisnis ini telah dijajaki melalui pertemuan awal dengan Pemkab Pelalawan di Sekolah Tinggi Teknologi Kepala Sawit Indonesia (ST2KSI) areal Teknopark Pelalawan.

Tiga perusahaan besar asal Korea Selatan yang tengah menjajaki investasi di Teknopark Pelalawan, yakni PT Jin Bang Internasional, PT Soban dan PT Tianjintime.co Ltd.

Pemkab Pelalawan tengah menunggu kelanjutan pasca pertemuan dari perwakilan ketiga perusahaan tersebut.

Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pelalawan, Budi Surlani, kedatangan perwakilan investor asal Korea Selatan tersebut pertanda iklim investasi di Pelalawan semakin bagus dan menjanjikan.

“Sepertinya memang mereka tertarik untuk menanamkan modalnya," ungkapnya, usai pertemuan lalu.

Dijelaskan Budi Surlani, teknologi pengolahan Tankos kelapa sawit dimanfaatkan menjadi bahan baku utama pembuatan dan ini merupakan pertama untuk penerapan teknologi kelas tinggi dan akan menjadi percontohan bagi daerah, bahkan negara lain.

"Saya dengar kemarin sekilas jika nilai investasinya mencapai 20 juta USD untuk mendirikan satu pabrik," sebut Budi Surlani.

Sedangkan lahan yang dibutuhkan untuk satu pabrik hanya lima hektar dengan lokasinya yang strategis berdekatan dengan pasokan air dan dekat dengan Sungai Kampar.

Pemkab akan memberikan ruang bagi perusahaan asal Korea tersebut dalam pengurusan izin-izin yang dibutuhkan pendirian pabrik.

"Tentunya dalam hal Amdal itu tak bisa ditawar-tawar. Harus lengkap dan sesuai prosedur yang berlaku dan itu sudah ada kesepakatan pada pertemuan," pungkas Budi Surlani.

Sebagai langkah awal, para investor melakukan kunjungan ke Teknopark Pelalawan di Kecamatan Langgam. Lima orang perwakilan investor mengunjungi kawasan itu untuk melakukan pertemuan dan penjajakan awal.

Rombongan investor ini disambut oleh Wakil Bupati Pelalawan Zardewan, Kepala Bappeda Syahrul, Plt Kepala DPMPTSP Budi Surlani, bersama beberapa pimpinan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Pemkab Pelalawan.

Pertemuan dilakukan di ruangan pertemuan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Kelapa Sawit Indonesia (ST2KSI) Pelalawan yang berdiri megah di kawasan Techno Park, Selasa (9/4/2019) lalu.

Dalam pemaparannya perwakilan investor menyampaikan maksud dari kedatangan untuk menjajaki rencana berinvestasi di kawasan Techno Park yang luasnya mencapai 3.748 hektare.

"Kami ingin membangun pabrik kertas disini. Itu rencananya melalui tiga perusahaan dari negara kami," papar salah seorang perwakilan investor.

Dijelaskannya, pabrik kertas yang akan didirikan tersebut berbahan baku Tankos dari kelapa sawit. Pada prosesnya Tankos akan diolah menjadi kertas menggunakan teknologi terbaru yang ditemukan oleh perusahaan asal negaranya.

Tehnologi ini menjadi terobosan terbaru karena selama ini bahan dasar pembuatan kertas hanya dikenal dari kayu atau tanaman hutan lainnya.

Penjajakan awal ini bertujuan untuk melihat aspek-aspek pendukung utama pendirian pabrik kertas. Mulai dari ketersediaan lahan, lokasi yang strategis hingga persedian bahan baku utama yang dibutuhkan.

"Kami akan berkomunikasi terus dengan pemda untuk menindaklanjuti pertemuan ini," katanya.

Kepala Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pelalawan, Syahrul Syarif menjelaskan maksud kedatangan para investor asal Korsel yang ingin mengkaji hal-hal yang dinilai penting dalam menanamkan investasinya.

Seperti lokasi yang nantinya akan dijadikan pabrik kertas, terkait ketersediaan air baku, kebutuhan arus listrik dan perizinannya.

"Termasuk jaminan kenyamanan dalam berinvestasi di daerah kita, mereka ingin mengetahui sejauh apa dan itu sudah kita paparkan semuanya dan mereka telah memahminya. Kita sama-sama tungg kelanjutannya," jelas Syahrul. (advertorial)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/