Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
13 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
15 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
8 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
8 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
13 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ternyata, Sungai Dareh Pernah Menjadi Ibukota Republik Indonesia

Ternyata, Sungai Dareh Pernah Menjadi Ibukota Republik Indonesia
Bupati Dharmasraya Sutan Riska dalam seminar "Dharmasraya di Lintasan PDRI". (foto: harianhaluan.com)
Jum'at, 03 Januari 2020 19:03 WIB
DHARMASRAYA - Dengan berapi-api, Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, menyatakan bahwa Sungai Dareh, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) pernah menjadi ibukota negara Republik Indonesia.

Pasalnya, selama empat hari, Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) Mr. Syafruddin Prawiranegara tinggal dan melakukan kegiatan pemerintahan di nagari yang kini masuk dalam wilayah ibukota Kabupaten Dharmasraya.

Itu berarti di Kabupaten Dharmasraya ada jejak republik.

"Selama di Dharmasraya, pak Syafruddin Prawiranegara melaksanakan pidato di hadapan masyarakat menjelaskan masalah PDRI. Selain itu rombongan beliau juga mengujicoba radio dan sempat menyiarkan ucapan selamat tahun baru," kata Bupati Sutan Riska dalam seminar "Dharmasraya di Lintasan PDRI", seperti dilansir harianhaluan.com, Jumat (3/1/2020).

Apa yang disampaikan oleh Sutan Riska dibenarkan oleh seorang jurnalis senior bernama Yose Hendra. Menurutnya, di Sungai Dareh para pemimpin PDRI melakukan rapat untuk menentukan tempat yang dinilai paling aman untuk mengendalikan republik.
Dan pada waktu itu, diputuskan Bidar Alam, Kabupaten Solok Selatan, menjadi tempat yang dipilih selanjutnya untuk meneruskan perjuangan PDRI.

Menurut Sejarawan Universitas Andalas (Unand) Padang, Wanofri Samri, rombongan Syafruddin Prawiranegara tiba di Sungai Dareh pada 1 Januari 1949, setelah sebelumnya berkeliling mulai dari Bukitinggi ke Halaban, kemudian ke Bangkinang dan ke Taratak Buluh, Lipat Kain terus ke Kiliran Jao dan kemudian sampai ke Sungai Dareh.

Dari Sungai Dareh, rombongan menuju Bidar Alam melalui Abai Sangir. Di Bidar Alam, rombongan sempat bermukim selama sekitar lima bulan, sebelum akhirnya menuju Sumpur Kudus.

Bupati Sutan Riska ingin sambungan dari rangkaian perjuangan para tokoh bangsa waktu itu bisa diapungkan kembali. Dan jejak Indonesia di Sungai Dareh dapat diangkat menjadi bagian dari sejarah republik.

"Saya sendiri akan mengusulkan PDRI menjadi nama jembatan kabel Sungai Dareh, agar masyarakat mengetahui bahwa di Dharmasraya pernah ada jejak republik," pungksnya. (dn/hms/hln)

Editor:arie rh
Sumber:harianhaluan.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Pendidikan, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/