Bicara Haluan Negara, Pangi Singgung Kampanye dan Narasi Jokowi
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
"Dulu Pak Jokowi setahu saya tidak pernah bicara tentang infrastruktur, justru Poros Maritim, Tol Laut. Tiba-tiba (setelah menjabat, Red) Bapak Jokowi membahas tentang infrastruktur," kata Pangi saat bicara soal Haluan Negara dalam gelaran diskusi 'Fokus MPR Lima Tahun ke Depan' di Media Center MPR RI, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (2/3/2020).
"Dulu Bapak Jokowi narasi kampanyenya tidak pernah tentang Pemindahan Ibu Kota, tiba-tiba narasinya adalah sekarang Ibu Kota pindah," imbuhnya.
Pangi menyebut, GBHN ataupun Haluan Negara menjadi "penting," untuk merelevankan kebutuhan pembanguan Bangsa. "Kita ini," kata Pangi, "kan di tengah jalan bisa berubah, sesuai dengan selera presiden tadi,".
"Bagaimana nanti dengan Presiden terpilih yang baru? Apakah sesuai dengan selera Bapak Jokowi atau tidak? Atau punya narasi yang lain? Ini siapa yang akan memandu negara kita 25 tahun, 50 tahun, kemudian 100 tahun ke depan? Trayek kebangsaan kita mau dibawa kemana arah mana? Sehingga orang mengatakan, RPJM-nya itu tidak mampu memotret gambar besar Indonesia, arahnya semakin tidak jelas," papar Pangi.
Padahal, kata Pangi, dulu saat Indonesia masih punya GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara), negeri tetangga bahkan menjadikan GBHN Indonesia sebagai acuan.
"Dalam sebuah buku dijelaskan, Singapura itu justru belajar dari GBHN Indonesia dulu. Sehingga Singapura itu tetap pada panduannya. Siapapun Perdana Menterinya, siapapun Presidennya, itu panduan jelas, jadi tidak bisa kanan-kiri," kata Pangi.
"Kalau kita," tegas Pangi, "keluar dari trayek. Kita nol lagi, starting point zero. Jadi ini berbahaya,".
Seperti diketahui, wacana menghidupkan kembali Haluan Negara tengah menjadi wacana yang bergulir di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. MPR masih menampung berbagai aspirasi rakyat dari berbagai kalangan, terkait wacana ini.***
Kategori | : | GoNews Group, Umum, Politik, DKI Jakarta |